Gubernur Sulsel : Sah Jubirnya Jadi Caleg PDIP Dapil NTT 2
Kupang, Inako
Calon Pemimpin atau pemimpin itu sendiri selalu saja membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Kenyamanan yang terjadi membuahkan banyak teman bisa lintas generasi, suku ras dan agama. Memang tidak banyak manusia terlahir seperti itu, para pakar pendidikan menamainya semacam gift yang dimiliki seseorang. Karena ia gift, meskipun dipelajari, yang terekstrak tiada banyak jumlahnya. Jika Gubernur dari Sulawesi Selatan, mendukung seorang caleg di NTT 2, maka pertanyaan timbul mengapa dan apa sebabanya?
Gubernur terpilih Sulawesi Selatan (Sulsel) Prof. Dr. Nurdin Abdullah, M.Agr memberi restu ke Juru Bicaranya Yohanis Fransiskus Lema untuk maju menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI Nomor Urut 2 dari PDI Perjuangan.
Yohanis Fransiskus Lema maju di Daerah Pemilihan (Dapil) NTT 2 yang meliputi 12 Kabupaten/Kota yang tersebar di Pulau Timor, Pulau Sumba, Pulau Rote dan Pulau Sabu. Di mata Bupati Bantaeng dua periode tersebut, Yohanis Fransiskus Lema yang akrab disapa Ansy Lema merupakan sosok anak muda cerdas, idealis, enerjik dan memiliki spirit melakukan perubahan untuk daerahnya ke arah lebih baik.
Ansy, salah satu tokoh muda kawasan Timur Indonesia yang perlu didukung untuk berkiprah membawa kemajuan bagi daerahnya. Bahkan, saat mengetahui Jubirnya ingin maju menjadi Wakil Rakyat, Nurdin Abdullah mengaku senang dan memberi dukungan penuh.
“Tentu saya senang, dia (Ansy) mau maju jadi caleg, apalagi ia mewakili generasi muda, lahir dari dunia kampus dan berlatar belakang aktivis. Ansy sosok anak muda berintegritas dan memiliki kapasitas intelektual. Ini modal penting melakukan perubahan demi kemajuan daerahnya,” ujar Guru Besar Fakutas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Nurdin menambahkan, hal yang patut diapresiasi karena Ansy mau pulang kampung setelah sekian lama berkiprah di level nasional. Dan tentu, sangat jarang ada anak muda mau melakukan hal demikian. Doktor jebolan Kyusu University, Jepang ini mendukung Ansy maju karena menurutnya kursi Parlemen harus semakin banyak diisi generasi muda cerdas dan idealis.
Ia bersyukur bisa mengenal dan bekerja sama dengan anak-anak muda cerdas, kreatif dan ulet seperti Ansy dan teman-temannya yang tergabung dalam Patra Government Relations (PGR), sebuah lembaga Kajian dan Konsultasi Politik yang mendampinginya sepanjang pra, saat dan pasca Pilgub Sulsel. Nurdin mengaku hingga kini Ansy dan timnya masih aktif membantu dirinya dan Wakil Gubernur (Wagub) terpilih Andi Sudirman Sulaiman menyiapkan konsep kerja bagi Tim Transisi agar proses transisi berjalan baik di Sulawesi Selatan.
“Kehadiran Ansy dan Tim PGR memberi arti dalam proses mengantar saya menuju kursi Gubernur Sulsel. Mereka partner diskusi yang baik, juga mitra kerja yang bisa diandalkan. Ketajaman analisis, kejelian memetakan persoalan dan kearifan menghadirkan solusi sangat menonjol dalam diri Ansy”, ujar Peraih penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award tahun 2017 ini.
Sekjen Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) ini juga menceritakan awal mula Ansy mendampinginya dalam proses Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel. Sejak Mei tahun 2017 Ansy dan timnya sudah berada di Sulsel mendampingi “The Professor”, julukan Sang Gubernur terpilih guna menyiapkan diri dan berproses menuju kontestasi elektoral Pilgub Provinsi Anging Mamiri itu.
Nurdin mengaku keterlibatan Ansy dan tim ikut mengarahkan jalannya sejarah politik Sulawesi Selatan. Mereka anak muda dan teman yang setia mendampingi, berjalan bersama dan bersinergi dalam kerja, bahkan sejak jauh hari sebelum ‘Kemenangan Rakyat Sulsel’ pada 27 Juni 2018.
Sebelum mendampingi Nurdin Abdullah, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini pernah menjadi Juru Bicara Tim Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat Pilgub DKI 2017 lalu.
Dan, sebelum akhirnya menjadi Politisi, Ansy dikenal sebagai Mantan Presenter Talk-Show Politik TVRI nasional dan Pengamat Politik nasional yang kerap diundang berbagai stasiun televisi nasional untuk membedah dan menganalisa berbagai dinamika politik nasional. Kepada alumnus Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (UI) ini, Nurdin berpesan,
“Kekuasaan adalah alat untuk mengabdi. Menjadi pejabat atau Wakil Rakyat adalah untuk melayani rakyat, bukan malah minta dilayani oleh rakyat. Ini saatnya Ansy mengabdi untuk kemajuan NTT lewat Parlemen”, ujarnya.
Sementara itu, mengetahui sang Gubernur mendukung penuh langkah politiknya menuju Senayan, Ansy yang dihubungi secara terpisah mengaku senang dan berterima kasih serta memberi apresiasi yang tinggi atas dukungan tersebut. Bagi Ansy, Nurdin Abdullah adalah satu dari sedikit pemimpin berkarakter negarawan yang menjadi inspirasi bagi dirinya, dan karenanya sangat layak untuk diteladani. Ansy menerangkan, selain dari Jokowi dan Ahok, ia bersyukur bisa belajar langsung dari sosok sederhana dan pekerja keras ini.
Lebih dari setahun mendampingi Nurdin keliling Sulsel untuk bertemu dan mendengar aspirasi rakyat, banyak pelajaran politik yang Ansy petik. Bagi Ansy, Nurdin tidak sekedar ‘the Man of Idea’, tapi ia sejatinya adalah juga ‘the Man of Action and Solution’.
Nurdin Abdullah adalah akademisi cerdas yang lahir dari kampus, sekaligus teknokrat yang handal dalam kerja konkrit. Ia cerdas-menonjol dalam visi-gagasan, juga cermat dalam aksi-tindakan. “Hasil kerjanya nyata. Bukan hanya infrastruktur Bantaeng yang dibangun, ia juga membangun manusia, mind-set dan mentalitas masyarakatnya mengalami perubahan. Nurdin memimpin dengan keteladanan. Prestasinya membangun Bantaeng lah yang mengantarnya dipercaya rakyat memimpin Sulsel lima tahun ke depan”, tutup Ansy.
TAG#ansy Lema, #PDIP, #Calon DPRI NTT2
188635518
KOMENTAR