H. Agus Sudono, M.Pd.I: Ormas Ittihad Ingin Makmurkan Umat di DKI Jakarta

Sifi Masdi

Wednesday, 04-10-2023 | 17:30 pm

MDN
H. Agus Sudono (kanan) memberikan cendramata kepada Ketum DPP Ormas Ittihadul Dr. KH. Manarul Hidayat (tengah) [inakoran]

 

 

 

Jakarta, Inako

Ormas Ittihad Mubalighin wal Mubalighot ingin meningkatkan kepedulian untuk memakmurkan umat di Provinsi DKI Jakarta, sesuai asas ADRT.

Pernyataan  ini disampaikan Ketua Umum Ormas Ittihad Provinsi DKI Jakarta  H. Agus Sudono, M.Pd.I,  usai pelantikan kepengurusan Ormas Ittihad periode 2023-2028 di Pondok Pesantren Ma’had Tahfidh Al Quran Nurani, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2023).

Tjoki Aprianda Siregar (paling kiri), salah satu pengurus baru Ittihad yang dilantik [inakoran]

 

BACA JUGA: Dr. KH Manarul Hidayat: Tantangan Terbesar Mubalig Saat Ini Adalah Medsos

Pengurus baru dari 5 Kotamadya dan Kabupaten Kepulauan Seribu ini resmi dilantik oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Dr. KH. Manarul Hidayat.

Menurut Agus, Ormas Ittihad telah berdiri sejak tahun 1978. Jadi Omas ini telah melakukan sebuah  perjalanan panjang selama 45 tahun dan karena  itu dianggap sudah matang meneruskan perjuangan para kyai senior.

H. Agus Sudono, M.Pd.I [inakoran]

 

"Program kami adalah cerminan dari kebutuhan sehari-hari umat. Asas ADRT mendorong kami untuk memakmurkan masyarakat Jakarta, menyentuh hidup mereka di seluruh pelosok Ibukota dan Kabupaten Kepulauan Seribu,” tegas Agus kepada Inakoran.

Namun, tantangan sejati adalah memberdayakan para Da’i dan mengayomi Masjid agar memiliki program yang relevan dengan kehidupan umat. Ormas ini membuka pintu lebar-lebar, tanpa diskriminasi, bagi semua individu yang ingin bergabung, dengan satu prasyarat: beragama Islam.

 

 

 

BACA JUGA: The Magic of Blue Sky: Malam Puncak Anniversary Emas ke-50 Blue Sky Hotel Balikpapan, Penuh Keajaiban

Agus menambahkan bahwa seluruh pengurus  di wilayah DKI Jakarta sedang bersiap-siap untuk melakukan  konsolidasi. Dan salah satu tugas penting dari Ormas ini adalah menjaga keutuhan NKRI yang dilandasi oleh Pancasila. Kini, fokus organisasi beralih pada konsolidasi di setiap tingkatan, membangun kepengurusan yang solid, mulai dari DPW hingga Kabupaten/Kota.

Di tengah semangat perubahan, program utama Ormas adalah melakukan karya nyata untuk umat. "Kita ingin membina dan meningkatkan sumber daya agar setiap umat di DKI Jakarta memiliki kualitas dan dapat memberikan wawasan keagamaan. Program kami sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, berfokus pada penyentuhan langsung kehidupan mereka,” tegas Agus.

Ormas Ittihad, yang sudah merambah ke 25 Provinsi, berambisi meluas lebih jauh. Mereka berencana untuk memperluas jangkauan ke 13 provinsi lain yang belum terjangkau, dengan komitmen untuk membangun pengurus lokal yang kuat. Hingga saat ini, kepengurusan Ormas Ittihat sudah terbentuk di 217 Kabupaten/Kota.

Para pengurus Ittihad Muballighin wal Muballighot  yang baru dilantik [inakoran]

 

BACA JUGA: Biden  Kembali Tegaskan Komitmen AS Untuk Bantu Ukraina

Sementara di tempat yang sama, Tjoki Aprianda Siregar, salah satu pengurus baru Ittihad Muballighin wal Muballighot Provinsi DKI Jakarta, mengungkapkan bahwa  keberadaan ormas Ittihad jangan dilihat sebagai ormas Islam biasa yang sekedar menyampaikan dakwah atau syi'ar Islam bagi umat Muslim. Namun ia melihat bahwa dalam muatan dakwah-dakwah pengurus dan anggotanya  terselip pesan atau seruan untuk "hubbul.wathan" (cinta tanah air dan bangsa) dan menerapkan prinsip aswaja ("ahlussunah wal jama'ah) untuk memelihara atau menjaga keutuhan NKRI dan memitigasi munculnya paham-paham ekstrim dan radikal.

 

 

 

“Ittihad Muballighin wal Muballighot memang bukan bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), namun salah satu misi mereka serupa, yakni menumbuhkan rasa cinta tanah air serta menjaga keutuhan NKRI," tegas Wakil Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Provinsi DKI Jakarta ini.

Menurut Tjoki, kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan oleh Ormas Ittihad adalah mengkoordinasikan para da'i se-Indonesia guna memastikan isi khotbah atau taushiyah (ceramah) mereka sesuai Al-Qur'an dan Hadits (kebiasaan Nabi Muhammad SAW) serta Islam yang Rahmatan lil 'Alamiin, bukan berdasarkan paham ekstrim dari penafsiran yang kurang tepat atau memusuhi penganut ajaran agama lain.



 

 

KOMENTAR