Harga Emas Diprediksi Tembus USD 3.000 Per Ons Troi dalam Pekan Ini

Sifi Masdi

Monday, 10-03-2025 | 08:26 am

MDN
Ilustrasi Emas Batangan [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas diperkirakan akan terus melanjutkan tren bullish pada pekan ini, didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.

 

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menyoroti bahwa emas naik seiring dengan melemahnya dolar AS yang berada di dekat level terendah sejak 11 November 2024. Faktor utama di balik pelemahan ini adalah kekhawatiran atas kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

 

Sentimen Pasar

Andy menjelaskan bahwa perubahan kebijakan tarif terhadap Meksiko dan Kanada semakin membebani sentimen investor. Hal ini mendorong meningkatnya permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Senin (10/3/2025)

Donald Trump Gelar KTT Kripto di Gedung Putih: Upaya Jaga Stabilitas Pasar Digital

Harga Emas Antam Anjlok Rp 16.000: Jumat (7/3/2025)


 

“Perubahan kebijakan perdagangan menambah ketidakpastian di pasar, yang pada akhirnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai,” ujar Andy dalam risetnya, Jumat (7/3).

 

Selain itu, kebijakan ekonomi AS yang tidak menentu juga turut mendukung penguatan harga emas. Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, mengungkapkan bahwa ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi semakin besar, meskipun tingkat pengangguran masih rendah.

 

Prospek inflasi yang belum stabil meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih longgar, yang pada akhirnya menopang harga emas.

 

Dari sisi data ekonomi, laporan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS mencatat penurunan lebih dari perkiraan, mencapai 221 ribu selama pekan yang berakhir pada 1 Maret. Namun, data ini belum cukup kuat untuk memberikan dorongan bagi dolar AS atau menekan harga emas.

 

“Investor tetap fokus pada faktor makroekonomi yang lebih besar, termasuk kebijakan perdagangan AS dan sinyal dari The Fed mengenai arah kebijakan moneter selanjutnya,” kata Andy.

 

Jika momentum kenaikan harga emas tetap kuat, level psikologis USD 3.000 bisa menjadi target berikutnya. Namun, jika terjadi tekanan jual dan harga emas menembus support di USD 2.840, maka potensi koreksi hingga USD 2.750 perlu diwaspadai oleh para pelaku pasar.

 

Secara teknikal, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa pergerakan emas (XAUUSD) masih memiliki momentum kenaikan yang kuat. Mengutip Bloomberg, harga emas spot berada di posisi USD 2.909 per ons troi pada Jumat (7/3). Dengan mempertimbangkan faktor fundamental dan teknikal, tren bullish emas masih memiliki peluang untuk berlanjut dalam seminggu ke depan.

 

“Dalam kondisi pasar yang dinamis ini, investor disarankan untuk terus memantau kebijakan moneter The Fed serta pergerakan dolar AS guna menentukan strategi investasi yang tepat,” pungkas Andy.

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.

 

 

KOMENTAR