Harga Minyak Dunia Menguat, Usai Kepastian Pertemuan Trump–Xi Jinping

Jakarta, Inakoran
Harga minyak dunia kembali menguat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir Oktober 2025. Kabar ini meredakan kekhawatiran pasar atas ketegangan dagang yang sempat memanas antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Mengutip Reuters, Selasa (14/10/2025), harga minyak mentah jenis Brent naik 59 sen atau 0,9% ke posisi US$63,32 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga menguat 59 sen atau 1% ke US$59,49 per barel.
Kenaikan ini terjadi setelah kedua kontrak minyak tersebut sempat anjlok sekitar 4% pada Jumat lalu, menyentuh level terendah sejak Mei. Tekanan tersebut muncul setelah Trump mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Xi dan menaikkan tarif impor baru terhadap China.
Namun, situasi berbalik setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa pertemuan antara kedua pemimpin tetap berlangsung sesuai jadwal dan akan digelar di Korea Selatan pada akhir Oktober.
“Kami telah secara substansial menurunkan eskalasi,” ujar Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network, menegaskan adanya komunikasi intensif antara Washington dan Beijing sepanjang akhir pekan.
Analis DBS, Suvro Sarkar, menilai penguatan harga minyak mencerminkan mulainya pemulihan sentimen pasar setelah aksi jual besar-besaran pekan lalu.
“Aksi jual di pasar mulai mereda seiring kesediaan Washington dan Beijing untuk kembali bernegosiasi. Prospek jangka pendek harga minyak akan sangat bergantung pada hasil akhir pembicaraan dagang tersebut,” ujarnya.
Harga minyak sebelumnya sempat jatuh tajam pada Maret dan April 2025, ketika tensi perdagangan antara AS dan China mencapai puncaknya.
“Setiap penurunan aktivitas perdagangan global berpotensi menjadi sentimen negatif bagi harga minyak,” tulis analis energi PVM dalam catatan risetnya.
BACA JUGA:
Harga Emas Dunia Diprediksi Melampaui Rp2,4 Juta per Gram
Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (14/10/2025)
Harga Minyak Dunia Turun Tipis Usai Kesepakatan Damai Israel–Hamas
Dari sisi fundamental, data Bea Cukai China menunjukkan impor minyak mentah pada September naik 3,9% secara tahunan menjadi 11,5 juta barel per hari. Angka ini menunjukkan bahwa permintaan energi di China tetap solid, sekalipun ketegangan dagang sempat menekan prospek ekonomi global.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanan yang dirilis Senin menyatakan tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif tinggi untuk tahun ini dan tahun depan.
OPEC juga memperkirakan defisit pasokan minyak akan menyempit pada 2026, seiring rencana peningkatan produksi oleh kelompok OPEC+.
Meski sentimen dagang memberikan dukungan, prospek perdamaian di Timur Tengah turut menahan kenaikan harga lebih lanjut. Pada Senin (13/10), kelompok militan Hamas dikabarkan telah membebaskan 20 sandera Israel terakhir sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS.
Presiden Trump menyebut peristiwa ini sebagai “fajar bersejarah bagi Timur Tengah baru” setelah dua tahun konflik berkepanjangan di Gaza.
Namun, analis PVM menilai pasar masih berhati-hati dalam merespons perkembangan tersebut.
“Pelaku pasar masih menunggu bukti perdamaian yang berkelanjutan sebelum menyesuaikan posisi mereka terhadap harga minyak,” tulis PVM.
“Pasar minyak sejauh ini tetap skeptis terhadap potensi pengaruh bullish dari konflik baru-baru ini, dan akan menunggu bukti bahwa gencatan senjata benar-benar bertahan lebih dari sekadar beberapa hari.”
KOMENTAR