Harga Minyak Dunia Tetap Stabil di Tengah Konflik Timur Tengah
Jakarta, Inakoran
Harga minyak dunia tetap stabil pada Selasa, 1 Oktober 2024, meskipun ada kekhawatiran mengenai meningkatnya konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini diperkirakan dapat berdampak pada pasokan minyak global, terutama karena keterlibatan beberapa negara penghasil minyak utama. Namun, stabilnya harga minyak saat ini dipengaruhi oleh faktor lain, seperti prospek pasokan tambahan dan pertumbuhan permintaan yang lemah secara global.
Berdasarkan laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik tipis sebesar 13 sen atau 0,18%, menjadi US$71,83 per barel pada pukul 00:50 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November juga mengalami kenaikan sebesar 11 sen atau 0,16%, menjadi US$68,28 per barel.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar minyak masih berada dalam kondisi fluktuatif, meski ada tekanan dari berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan pasokan di pasar global.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa, 1 Oktober 2024
Harga Minyak Dunia Anjlok Setelah Arab Saudi Abaikan Target Harga US$100 Per Barel
AS Tuduh Platform Kripto Rusia Terlibat Pencucian Uang
Siapa Aktor Intelektual di Balik Aksi Pembubaran Paksa Diskusi FTA di Kemang?
Salah satu faktor utama yang menekan harga minyak adalah pertumbuhan permintaan global yang lebih rendah dari perkiraan, terutama dari China, negara pengimpor minyak terbesar di dunia. Data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di China terus menyusut selama lima bulan berturut-turut hingga September, yang semakin memperkuat kekhawatiran tentang lemahnya permintaan minyak.
Penurunan aktivitas manufaktur ini berdampak langsung pada permintaan minyak China, yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi salah satu pendorong utama pasar energi global. Tekanan ini juga tercermin pada harga minyak mentah Brent, yang turun hingga 9% sepanjang September, menjadi penurunan bulanan terbesar sejak November 2022. Selama kuartal ketiga 2024, Brent bahkan merosot 17%, penurunan terbesar dalam satu tahun terakhir.
Minyak mentah WTI juga mengalami nasib serupa, turun 7% bulan lalu, dan kehilangan 16% nilainya untuk kuartal ketiga.
Di tengah lemahnya permintaan global, konflik yang semakin memanas di Timur Tengah menambah ketidakpastian di pasar minyak. Ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hezbollah di perbatasan selatan Lebanon meningkatkan risiko keterlibatan Iran, salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan anggota OPEC. Potensi keterlibatan Iran dalam konflik ini dapat mengganggu pasokan minyak dari kawasan tersebut, sehingga menambah volatilitas di pasar energi.
Pada Selasa dini hari, militer Israel melancarkan serangan terhadap target-target Hezbollah di perbatasan selatan Lebanon, meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi gangguan yang lebih luas di kawasan tersebut.
Meskipun ada risiko gangguan pasokan, pasar minyak juga tengah mengantisipasi prospek peningkatan produksi dari negara-negara anggota OPEC+, yang meliputi OPEC dan sekutu seperti Rusia. OPEC+ dijadwalkan untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 180.000 barel per hari pada Desember 2024.
Menurut analis ANZ, meskipun ketegangan di Timur Tengah meningkatkan risiko gangguan pasokan, prospek peningkatan produksi dari OPEC membantu menstabilkan harga minyak. Mereka juga menambahkan bahwa OPEC terus berupaya menyeimbangkan pasar minyak, namun harga tetap berada di bawah tekanan akibat ketidakpastian permintaan global.
Sementara itu, di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah dan bahan bakar diperkirakan mengalami penurunan sekitar 2,1 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 27 September, menurut survei awal yang dilakukan oleh Reuters. Penurunan ini menunjukkan adanya permintaan minyak yang stabil di pasar AS, meskipun ada tekanan global.
Survei ini dilakukan sebelum laporan resmi dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) yang akan dirilis pada Selasa pukul 16:30 EDT (20:30 GMT). Laporan ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai tren pasokan dan permintaan minyak di AS, yang dapat memengaruhi harga minyak di pasar global.
KOMENTAR