AS Tuduh Platform Kripto Rusia Terlibat Pencucian Uang

Sifi Masdi

Monday, 30-09-2024 | 11:55 am

MDN
Ilustrasi mata uang kritpto [ist]

 

 


 

Jakarta, Inakoran

Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengambil langkah tegas terhadap dua warga negara Rusia dan dua bursa mata uang kripto yang diduga terlibat dalam kegiatan keuangan gelap. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya global untuk menekan aktivitas pencucian uang melalui mata uang digital, yang semakin sering digunakan oleh jaringan kriminal.

 

Dalam langkah koordinatif yang melibatkan beberapa lembaga besar seperti Departemen Keuangan, Departemen Kehakiman, dan Departemen Luar Negeri AS, serta lembaga penegak hukum internasional, pemerintah AS menargetkan dua platform kripto yang berbasis di Rusia.

 

Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan (FinCEN) Departemen Keuangan AS mengidentifikasi platform kripto asal Rusia, PM2BTC, dan salah satu individu yang terlibat di dalamnya, Sergey Ivanov, sebagai pihak yang dianggap memiliki peran besar dalam pencucian uang.

 

PM2BTC diduga terlibat dalam pemrosesan hasil serangan ransomware serta berbagai aktivitas ilegal lainnya. Bahkan, laporan menunjukkan bahwa setengah dari seluruh aktivitas PM2BTC berkaitan dengan operasi gelap.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Senin, 30 September 2024

Ini Faktor Pendorong Ketertarikan pada Investasi Aset Kripto

KPK Telusuri Kekayaan Pejabat Negara dalam Aset Kripto

Harga Minyak Dunia Anjlok Setelah Arab Saudi Abaikan Target Harga US$100 Per Barel

 


 

Selain itu, Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) dari Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi kepada Ivanov serta platform kripto lainnya, yaitu Cryptex. Cryptex, meskipun terdaftar di St. Vincent dan Grenadines, menarik perhatian karena layanannya yang diiklankan dalam bahasa Rusia dan diduga memiliki keterlibatan dalam aktivitas ilegal yang serupa dengan PM2BTC.

 

Menurut laporan dari Cointelegraph (28/9/2024), PM2BTC tidak hanya memfasilitasi transaksi kripto ilegal tetapi juga berbagi infrastruktur dompet dengan UAPS (Universal Anonymous Payment System), sebuah sistem pemrosesan pembayaran bawah tanah. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa platform tersebut memainkan peran sentral dalam jaringan pencucian uang yang melibatkan aktor kriminal dari berbagai negara.

 

 

 

Transaksi Ilegal

Cryptex, meskipun terdaftar di luar Rusia, memiliki ikatan yang kuat dengan jaringan kejahatan siber berbasis di Rusia. Platform ini diduga terlibat dalam transaksi lebih dari USD720 juta yang terhubung dengan berbagai layanan ilegal. Layanan-layanan ini termasuk toko penipuan, layanan pencampuran mata uang kripto, dan bursa kripto yang tidak memiliki program KYC (Know Your Customer) yang bertujuan untuk memverifikasi identitas pengguna.
 

OFAC juga menyoroti bahwa Cryptex terkait dengan Garantex, sebuah bursa mata uang virtual yang telah ditunjuk oleh OFAC sebagai entitas yang terlibat dalam aktivitas ilegal.

 

Bursa-bursa yang tidak mematuhi regulasi KYC ini menjadi salah satu faktor utama yang memungkinkan penjahat siber beroperasi dengan bebas. Dengan tidak adanya verifikasi identitas yang memadai, mereka dapat melakukan transaksi dalam jumlah besar tanpa terdeteksi, sehingga memperbesar risiko pencucian uang.

 

Kejahatan Siber

Tindakan yang diambil oleh AS terhadap PM2BTC, Cryptex, serta Sergey Ivanov ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menanggulangi pencucian uang dan aktivitas kejahatan siber lainnya yang menggunakan mata uang kripto sebagai medium transaksi.

 

Serangan ransomware yang sering kali menargetkan institusi besar dan infrastruktur vital, seperti rumah sakit dan jaringan perusahaan, menjadi perhatian serius, dan hasil dari serangan ini sering kali diubah menjadi mata uang kripto untuk menyamarkan jejak digital mereka.

Dengan menjatuhkan sanksi dan memantau aktivitas platform kripto yang terlibat dalam kejahatan, AS berharap dapat menghentikan aliran dana gelap yang mengalir melalui jaringan mata uang digital.

 

 

KOMENTAR