Harga Minyak Dunia Turun 1% : Dampak Trump Naikkan Tarif Impor China 125%

Sifi Masdi

Thursday, 10-04-2025 | 10:11 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia mengalami penurunan sekitar 1% pada Kamis (10/4/2024), dipicu oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Penyebab utama penurunan ini adalah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap China secara drastis, sekaligus memicu kekhawatiran pasar akan dampak negatif terhadap permintaan global.

 

Melalui platform media sosial Truth Social pada Rabu (9/4/2025) pukul 13.18 waktu AS, Trump mengumumkan peningkatan tarif impor terhadap China dari sebelumnya 104% menjadi 125%. Langkah ini dilakukan hanya 13 jam setelah kebijakan tarif baru terhadap 56 negara lain, termasuk Uni Eropa, resmi diberlakukan. Meskipun Trump menyatakan adanya jeda 90 hari untuk tarif terhadap negara-negara lain, China justru mendapat perlakuan sebaliknya.

 

Sebagai respons, pemerintah China menetapkan tarif balasan sebesar 84% untuk berbagai produk asal AS, yang mulai berlaku pada Kamis (10/4/2025). Eskalasi tarif ini semakin memperburuk ketegangan dagang dua ekonomi terbesar dunia, dan memunculkan kekhawatiran pasar akan melambatnya aktivitas ekonomi global, termasuk permintaan energi.

 

Harga Minyak Turun

Mengutip laporan Reuters, harga minyak mentah Brent tercatat turun 73 sen atau 1,1% menjadi US$64,73 per barel pada pukul 01.08 WIB. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 49 sen atau 0,8%, menjadi US$61,86 per barel. Sebelumnya, pada Rabu (8/4/2025), harga WTI sempat melonjak 4% setelah mengalami koreksi tajam sebesar 7% dalam satu sesi perdagangan.

 


BACA JUGA:

IHSG Menguat 0,9% Usai Anjlok Tajam: Kamis (10/4/2025)

Trump Mengancam Akan Mengenakan Tarif Tambahan Sebesar 50% Terhadap China

Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Panasnya Perang Dagang: Selasa (8/4/2025)

Perusahaan Ini Rajin Beli Bitcoin di Tengah Anjloknya Pasar Kripto: Apa yang Terjadi?


 

Di samping sentimen negatif dari perang dagang, pasar minyak juga mendapat tekanan dari data persediaan minyak mentah AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa stok minyak mentah meningkat 2,6 juta barel dalam sepekan yang berakhir pada 4 April, hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis sebesar 1,4 juta barel.

 

Selain itu, pipa minyak Keystone yang mengalirkan minyak dari Kanada ke AS tetap ditutup setelah insiden tumpahan minyak di dekat Fort Ransom, North Dakota. Operator pipa, South Bow (SOBO.TO), masih mengevaluasi rencana untuk mengaktifkan kembali jalur distribusi tersebut.

 

 

 

KOMENTAR