Harga Minyak Kembali Melonjak: Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Jakarta, Inakoran
Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan yang signifikan pada perdagangan, Jumat (17/1/2025). Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran akan kekurangan pasokan akibat sanksi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia, serta sinyal pemangkasan suku bunga dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak berjangka Brent mengalami kenaikan sebesar US$0,13, atau sekitar 0,2%, menjadi US$81,42 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mencatatkan kenaikan, dengan tambahan US$0,27, atau 0,3%, yang membawa harganya menjadi US$78,95 per barel. Lonjakan ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.
Sanksi Terhadap Rusia
Sanksi baru yang dikenakan oleh AS terhadap produsen minyak dan kapal tanker Rusia menimbulkan kekhawatiran akan pasokan minyak global. Pelanggan utama minyak Rusia kini terpaksa mencari sumber pengganti, yang diharapkan akan menyebabkan lonjakan tarif pengiriman. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar minyak dan berpotensi mendorong harga lebih tinggi.
Selain itu, sinyal pemangkasan suku bunga oleh The Fed menambah optimisme di kalangan pelaku pasar. Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyatakan bahwa inflasi, yang menjadi pertimbangan utama dalam keputusan suku bunga, diperkirakan akan terus mereda. Jika suku bunga dipangkas, hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan energi, termasuk minyak mentah.
Faktor lain adalah cuaca dingin di AS. Peningkatan permintaan untuk minyak tanah sebagai akibat dari cuaca dingin di AS diperkirakan akan menjadi pendorong lain bagi kenaikan harga. Dengan libur akhir pekan yang mendekat, permintaan energi diperkirakan akan meningkat, menambah tekanan pada pasokan yang ada.
Selain minyak, harga gas alam berjangka di AS juga melonjak sekitar 4% ke level tertinggi dalam dua tahun. Lonjakan ini disebabkan oleh perkiraan cuaca yang lebih dingin, yang semakin menambah permintaan energi secara keseluruhan.
Kenaikan harga minyak mentah ini memiliki implikasi yang luas bagi pasar global. Pertama, bagi negara-negara penghasil minyak, lonjakan harga dapat meningkatkan pendapatan dan stabilitas ekonomi. Namun, bagi negara-negara konsumen, terutama yang sangat bergantung pada impor energi, harga yang lebih tinggi dapat memicu inflasi dan membebani anggaran.
KOMENTAR