IHSG Alami Tekanan di Akhir Pekan, Melemah 0,2%

Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan akhir pekan ini, Jumat (7/3/2025), dengan pelemahan. Dibuka di level 6.631,31, IHSG langsung tertekan dan turun 0,2% ke posisi 6.604,88 pada pukul 09.05 WIB. Koreksi ini terjadi di tengah tekanan jual yang mendominasi pasar, terutama pada saham sektor perbankan dan emiten berkapitalisasi besar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG pada awal perdagangan bergerak dalam rentang 6.596,63 hingga 6.632,78. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp11.373 triliun. Sejumlah saham dengan nilai transaksi tinggi mengalami pelemahan, termasuk saham-saham perbankan besar seperti: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 1,01%; PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 0,82%; PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 1,74%; dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,28%
Tak hanya sektor perbankan, saham unggulan lain juga terkoreksi, di antaranya PT Astra International Tbk. (ASII) yang melemah 1,43% serta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang turun 1,22%.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Jumat, 7 Maret 2025
Harga Minyak Dunia Turun: Usai Trump Tunda Penerapan Tarif
Donald Trump Gelar KTT Kripto di Gedung Putih: Upaya Jaga Stabilitas Pasar Digital
Harga Emas Antam Anjlok Rp 16.000: Jumat (7/3/2025)
Pelemahan IHSG ini terjadi setelah pada perdagangan sebelumnya, Kamis (6/3/2025), indeks sempat menguat 1,32% ke level 6.617,84. Namun, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), IHSG masih mengalami koreksi sebesar 6,53%.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, dalam risetnya mengungkapkan bahwa pergerakan IHSG masih dibayangi pelemahan mayoritas indeks global. Dari segi teknikal, IHSG gagal menembus level resistance di 6.630 yang bertepatan dengan indikator MA20, menandakan tekanan jual yang cukup kuat. Pola upper shadow panjang yang terbentuk juga mengindikasikan tekanan jual yang dominan.
Dengan kondisi tersebut, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam pola konsolidatif pada kisaran 6.550 hingga 6.650 sepanjang hari ini.
Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati rilis data cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan hari ini. Posisi cadangan devisa diprediksi tetap stabil, seiring dengan nilai tukar rupiah yang bergerak di kisaran Rp16.300 per dolar AS selama Februari 2025. Selain itu, upaya pemerintah dalam melakukan refinancing utang jatuh tempo senilai Rp800 triliun di tahun ini turut menjadi perhatian investor.
Disclaimer:
Rekomendasi ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.
KOMENTAR