IHSG Anjlok 9,19% Pasca Lebaran, BEI Aktifkan Trading Halt

Sifi Masdi

Tuesday, 08-04-2025 | 10:25 am

MDN
Ilustrasi pergerakan saham [ist]

 


 

 

Jakarta, Inakoran

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama pasca libur Lebaran, Selasa (8/4/2025), dibuka dengan tekanan tajam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok 9,19% ke level 5.912,06, memicu dilakukannya trading halt oleh BEI.

 

Berdasarkan data RTI Business pukul 09.01 WIB, IHSG terkoreksi sebesar 598,55 poin ke level 5.912,06. Rentang pergerakan indeks pada sesi awal berada di kisaran 5.912 hingga 5.914.

 

Total volume perdagangan mencapai 1,59 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,92 triliun dan frekuensi 64.620 kali. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, hanya 9 saham yang menguat, 552 saham melemah, dan 65 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.280 triliun.

 

Anjloknya IHSG tidak berdiri sendiri. Tekanan besar juga dirasakan oleh bursa global sejak pekan lalu akibat kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Pertama Pasca Lebaran

Harga Minyak Dunia Anjlok: Imbas Perang Dagang

Soal Tarif Impor, Shigeru Ishiba Siap Dialog Dengan Donald Trump, Tidak Memilih Aksi Balas Dendam

Aset Kripto Turun Tajam: Imbas Tarif Impor Donald Trump


 

Felix Darmawan, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, menjelaskan bahwa keputusan Trump untuk mengenakan tarif impor sebesar 10% ke seluruh negara—serta tarif tambahan untuk negara-negara dengan hambatan perdagangan tinggi—menjadi katalis negatif utama bagi pasar. “Tekanan karena tarif Trump sangat besar dan memicu kejatuhan bursa global sejak pengumuman tersebut pada Rabu lalu (2/4/2025),” ujar Felix.

 

Beberapa indeks utama di dunia mencatatkan koreksi tajam: NASDAQ (CCMP Index): -11,44%, S&P 500 (SPX Index): -10,53%, Dow Jones (DJI Index): -9,26%, CAC 40 (Prancis): -7,43%, DAX (Jerman): -7,81%, IBEX (Spanyol): -6,95%.

 

Pasar saham Indonesia belum merespons secara langsung gejolak ini karena bertepatan dengan libur Lebaran. Terakhir kali diperdagangkan pada Kamis (27/3/2025), IHSG justru menguat 0,59% ke level 6.510,62. Namun secara year-to-date (ytd), IHSG telah melemah 8,04%.

 

Selain tekanan eksternal, melemahnya nilai tukar rupiah yang nyaris menembus Rp17.000 per dolar AS turut menjadi beban tambahan bagi pasar domestik.

 

“Investor mungkin akan bereaksi negatif karena mereka perlu mem-price-in perkembangan global. Sentimen juga bergantung pada respons pemerintah Indonesia terhadap kebijakan tarif AS,” jelas Felix.

 

Jika pemerintah mampu menjalin kompromi yang menguntungkan, ada potensi pembalikan sentimen menjadi positif.

 

Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, juga menilai bahwa pergerakan IHSG akan sangat dipengaruhi oleh dinamika global pasca Lebaran. “Kebijakan Trump menyebabkan lonjakan volatilitas di pasar saham global, dan itu berdampak langsung ke IHSG,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa jika sentimen negatif terus mendominasi, bukan tidak mungkin volatilitas tinggi akan berlanjut, dan BEI bisa kembali melakukan trading halt dalam waktu dekat.

 

Sebagai respons terhadap kondisi pasar yang luar biasa ini, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian aturan perdagangan.


Dalam keterangan resminya, BEI menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan untuk menjaga perdagangan efek agar tetap berjalan secara teratur, wajar, dan efisien. Perubahan tersebut mencakup:

Pertama, Auto Rejection Bawah disesuaikan menjadi maksimal 15% untuk semua saham di Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, termasuk ETF dan DIRE untuk seluruh rentang harga.

Kedua, Trading Halt diberlakukan jika: IHSG turun lebih dari 8%: penghentian sementara selama 30 menit; IHSG turun lebih dari 15%: trading halt tambahan selama 30 menit; IHSG turun lebih dari 20%: BEI dapat menghentikan perdagangan hingga akhir sesi atau lebih dari satu sesi, dengan persetujuan OJK.

 

Langkah ini merupakan upaya BEI untuk menjaga stabilitas pasar dan melindungi investor di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian. BEI juga menyebut bahwa kebijakan ini telah mengacu pada praktik terbaik di bursa global dan mempertimbangkan masukan dari pelaku pasar.

 

Disclaimer:

Rekomendasi ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.

 

 

 

 

KOMENTAR