IHSG Dibuka Melemah 0,30% : Senin (4/8/2025)

Sifi Masdi

Monday, 04-08-2025 | 11:55 am

MDN
Ilustrasi pergerakan saham [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka awal pekan ini dengan kinerja yang melemah. Pada pembukaan perdagangan Senin (4/8), IHSG turun 0,30% ke level 7.514, menurut data Bloomberg pada pukul 09.03 WIB. Meski dibuka melemah, pasar saham Indonesia masih menunjukkan dinamika yang menarik untuk dicermati.

 

Dari 653 saham yang ditransaksikan, sebanyak 234 saham menguat, 216 melemah, dan 203 stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia pun tetap tinggi, menyentuh Rp13.580,19 triliun.

 

Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, menjelaskan bahwa secara teknikal, IHSG masih berada di jalur optimisme setelah menembus level psikologis 7.000 pada bulan lalu. Level ini dianggap penting karena mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi nasional.

 


BACA JUGA:

Nasi Kolo dan Tibu Jadi Menu Utama Dalam Pentas Seni Budaya Manggarai di GOR Bulungun  Jakarta

Saham Milik Konglomerat Dorong Kenaikan IHSG  ke Level 7.600

AI Besutan Elon Musk Ramalkan Harga Bitcoin Terbang ke Level USD 25 Juta per Koin di 2046


 

Namun demikian, David memberi catatan penting. "Kondisi pasar saat ini cenderung overbought, mengingat IHSG sudah naik sekitar 8% selama Juli 2025," ujarnya. Ini berarti investor perlu lebih berhati-hati menghadapi potensi koreksi teknikal dalam jangka pendek.

 

Meskipun pekan lalu IHSG sempat mengalami pelemahan, indeks masih mampu bertahan di atas garis rata-rata 20 hari (MA20), yang dianggap sebagai sinyal bahwa sentimen optimisme belum pudar.

 

Pergerakan IHSG pada awal Agustus ini tidak lepas dari sejumlah sentimen global dan domestik. Di kancah global, harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan batu bara tertekan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini menjadi perhatian khusus mengingat Indonesia adalah eksportir utama komoditas-komoditas tersebut.

 

Dari sisi kebijakan moneter global, pasar tengah menantikan langkah The Federal Reserve (The Fed). Meskipun suku bunga saat ini masih ditahan, data inflasi Amerika Serikat menunjukkan tren moderat. Situasi ini membangun harapan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal IV/2025.

 

Sementara itu, dari dalam negeri, kabar positif datang dari sektor kelapa sawit. Proyeksi ekspor CPO Indonesia ke India diperkirakan kembali melampaui 5 juta ton sepanjang tahun ini. Hal ini didorong oleh kebijakan India yang menurunkan tarif impor dari 20% menjadi 10%. Peluang ini memberi angin segar bagi emiten-emiten sawit nasional yang tengah mencari pasar ekspor baru.

 

Memasuki pekan ini (4–8 Agustus 2025), David memprediksi IHSG akan menghadapi tekanan baru. Salah satu penyebabnya adalah perlambatan laba di sektor perbankan — sektor yang selama ini menjadi tulang punggung indeks.

 

"Beberapa bank besar mengalami penurunan laba, yang mengindikasikan melambatnya pertumbuhan ekonomi," ujarnya. Namun demikian, ia menambahkan bahwa masih banyak emiten yang akan merilis laporan keuangannya pekan ini. Laporan-laporan tersebut berpotensi menjadi pemicu volatilitas maupun peluang bagi investor yang jeli.

 

Disclaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 


 

KOMENTAR