IHSG Menguat 0,42% di Awal Pekan

Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa yang mengesankan di awal pekan ini dengan penguatan sebesar 0,42% pada hari Senin (20/1/2025). Peningkatan ini membawa IHSG ke level 7.184 pada pukul 09.07 WIB.
Seiring dengan penguatan ini, banyak analis dan pelaku pasar mulai menyoroti berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Menurut Valdy Kurniawan, mengatakan bahwa
IHSG pada akhir pekan sebelumnya telah menguji level resistance 7.130. Pola doji yang terbentuk pada hari Jumat menandakan adanya kerawanan terhadap potensi koreksi di awal pekan ini.
"Kami memperkirakan pergerakan IHSG akan fluktuatif dalam rentang 7.100 hingga 7.150 pada hari Senin," tegas Valdy.
BACA JUGA:
Harga Emas Antam Melonjak Hingga Rp 17.000: Jumat, 17 Januari 2025
Saham Perbankan Picu Pelemahan IHSG
Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak: Dampak Stok AS Menurun dan Sanksi terhadap Rusia
Menurut Valdy, salah satu faktor utama yang memberikan dorongan positif terhadap IHSG adalah ekspektasi perbaikan ekonomi di China. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini melaporkan pertumbuhan sebesar 5,4% year-on-year (yoy) pada kuartal IV tahun 2024, meningkat dari perkiraan sebelumnya yang hanya 5,0% yoy dan juga lebih tinggi dari angka pertumbuhan 4,6% yoy pada kuartal III tahun 2024.
Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh stimulus fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah China, yang diharapkan akan berlanjut ke kuartal I tahun 2025.
Perbaikan ekonomi China dipandang dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia, terutama dalam sektor ekspor. Dengan meningkatnya permintaan dari China, produk-produk Indonesia berpotensi mendapatkan pasar yang lebih luas, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Di sisi lain, stimulus fiskal dan moneter yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di awal tahun 2025 juga diyakini akan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi. Fokus pada konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian.
"Pasar mulai menunjukkan optimisme terhadap potensi pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada kuartal I tahun 2025," tambah Valdy.
Data terbaru yang dirilis pada bulan Desember 2024 juga memberikan keyakinan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2024 akan lebih baik dari perkiraan.
Untuk perdagangan hari ini (20/1) Phintraco Sekuritas juga merekomendasikan sejumlah saham yang layak untuk diperhatikan oleh investor. Beberapa saham yang disarankan antara lain CPIN (Chandra Asri Petrochemical), ESSA (Energi Mega Persada), TINS (Timah), BRIS (Bank Syariah Indonesia), MAPI (Matahari Department Store), dan AMRT (Astra Modern Retail).
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
KOMENTAR