Saham Perbankan Picu Pelemahan IHSG

Sifi Masdi

Friday, 17-01-2025 | 11:33 am

MDN
Ilustrasi pergerakan saham [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tipis dalam pembukan perdagangan  Jumat (17/1/2025),  setelah dua hari sebelumnya menunjukkan tren rebound. Penurunan ini tidak dapat dipisahkan dari pergerakan saham emiten bank yang mendominasi pergerakan pasar.

 

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka turun 5 poin atau 0,07% pada level 7.102,52. Dalam perdagangan sebelumnya, IHSG sempat menguat 0,39%, mencapai level 7.107,52, namun tekanan dari saham-saham perbankan besar memicu pelemahan hari ini.

 

Saham-saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengalami koreksi harga yang cukup signifikan, dengan penurunan masing-masing sebesar 0,48%, 1,7%, 0,26%, dan 1,78%.

 


BACA JUGA:

Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak: Dampak Stok AS Menurun dan Sanksi terhadap Rusia

Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis, 16 Januari 2025

Harga Emas Antam Naik Rp 4.000:  Rabu, 15 Januari 2025


 

Koreksi harga saham di sektor perbankan ini menandakan adanya tekanan yang lebih luas dalam pasar, mengingat bank merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian. Adanya penurunan ini bisa jadi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk fluktuasi nilai tukar rupiah yang kembali bergerak ke atas Rp16.300 per dolar AS. Kondisi ini tentu saja menambah ketidakpastian di kalangan investor.

 

Valdy Kurniawan, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, menyatakan bahwa IHSG saat ini telah memasuki area resistance di level 7.100-7.130. Pola teknikal yang terbentuk, seperti spinning top, mengindikasikan kemungkinan terjadinya pullback. "IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak fluktuatif dalam rentang 7.075-7.130," ungkapnya.

 

Investor kini sangat menantikan data ekonomi dari China, termasuk pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 5% secara tahunan untuk kuartal IV/2024. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang arah perekonomian Asia, serta dampaknya terhadap pasar global, termasuk Indonesia.

 

Meski IHSG mengalami penurunan, ada beberapa saham yang menunjukkan pergerakan positif. Saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) mencatatkan penguatan 10,89%, sedangkan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) melonjak 24,71%. Selain itu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga menunjukkan kenaikan tipis sebesar 1,54%.

 

Di tengah volatilitas ini, Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pilihan bagi investor, seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), PT Barito Pasifik Tbk. (BRPT), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), dan PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA). Penawaran ini memberikan alternatif bagi investor untuk memanfaatkan peluang di saat pasar mengalami koreksi.

 

Sementara itu, MNC Sekuritas menyarankan agar investor mempertimbangkan opsi "buy on weakness" untuk saham-saham tertentu, termasuk PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk. (INKP), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Pendekatan ini dapat membantu investor untuk meraih keuntungan ketika harga saham mengalami penurunan.

 

Disclaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 

KOMENTAR