Info Rupiah Hari Ini, 20 Agustus  2021

Sifi Masdi

Friday, 20-08-2021 | 10:42 am

MDN
Ilustrasi rupiah vs dolar AS [ist]

Jakarta, Inako

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot dalam  perdagangan hari ini, Jumat (19/8/2021) kembali tersungkur. Pada pukul 09.08 WIB, rupiah dibuka melemah 52 poin atau 0,36 persen ke level Rp14.455 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau stagnan di level 93,567.

BACA JUGA: Saham yang Layak Dicermati Hari Ini, 20 Agustus  2021

Pada perdagangan Kamis (19/8/2021), kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan dengan pelemahan 0,21 persen atau 30 poin ke Rp14.402,50 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS menguat 0,29 persen menjadi 93,41. 

 

Terkait dengan fenomena itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuailbi mengatakan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh  sentimen dari dalam dan luar negeri.

BACA JUGA: Info Harga Emas Antam, 20 Agustus 2021

Menurut Ibrahi, dari eksternal dipengaruhi oleh penguatan dolar AS ke level tertinggi sembilan bulan terhadap euro dan mata uang Australia dan Selandia Baru pada hari Kamis, dengan sebagian besar pembuat kebijakan Federal Reserve sepakat bahwa pengurangan stimulus akan dimulai tahun ini.

Dalam risalah pertemuan 27-28 Juli yang dirilis Kamis dini hari, pejabat Fed melihat potensi untuk mengurangi stimulus pembelian obligasi tahun ini jika ekonomi terus membaik seperti yang diharapkan, meskipun kondisi kemajuan lebih lanjut yang substansial menuju lapangan kerja maksimum belum tercapai.

BACA JUGA:  Info Harga Emas Spot dan Comex, 20 Agustus  2021

Sementara sentimen negatif dari dalam negeri, tegas Ibrahim, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat sejak awal bulan lalu membuat pergerakan ekonomi melambat.

Walaupun data pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 di level 7,07 persen, namun memasuki bulan Juli-Agustus sudah terjadi stagnasi ekonomi dan ini bisa dilihat dari aktivitas ekonomi yang lesu terutama daya beli (konsumsi) masyarakat yang masih lambat. 

Di sisi lain, Bank Indonesia  memperkirakan penjualan ritel pada Juli 2021 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif 6,2 persen yoy.

“Oleh karena itu, tentu dibutuhkan 'rangsangan' untuk menopang gairah perekonomian nasional yang lesu akibat PPKM,” ungkap Ibrahim.

 

 

KOMENTAR