Ini Komentar Ahli Terkait Penggunaan ChatGPT untuk Penelitian, Apa Bisa?
Jakarta, Inako
Dalam era kecerdasan buatan, ChatGPT atau Chat Generative Pre-training Transformer kini menjadi sorotan karena potensinya dalam menggantikan tugas manusia, terutama dalam bidang penulisan.
Namun, pertanyaan mendasar muncul, apakah ChatGPT benar-benar dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian di dunia pendidikan? Mari kita telusuri pandangan ahli serta manfaat dan tantangan yang terkait.
BACA JUGA: Bill Gates dan Mark Zuckerberg Ternyata Tak Suka Gunakan iPhone
Seputar penggunaan ChatGPT untuk keperluan penelitian, terdapat perdebatan di kalangan akademisi. Mushtaq Bilal, seorang peneliti pascadoktoral di University of Southern Denmark, mengemukakan bahwa pandangan para akademisi terbagi menjadi dua kubu. Beberapa akademisi membuka diri terhadap penggunaan ChatGPT, sementara yang lain merasa bahwa kecerdasan buatan dapat merusak integritas akademik.
Pro dan Kontra
Menurut Bilal, dirinya termasuk dalam kubu yang mendukung penggunaan ChatGPT. Ia meyakini bahwa penggunaan model bahasa kecerdasan buatan dengan bijaksana dapat membuka pintu bagi lebih banyak pengetahuan. Meskipun mengakui adanya keterbatasan dalam keakuratan dan kualitas teks, Bilal menekankan perlunya pemahaman dan pendekatan yang tepat dalam pemanfaatan teknologi ini.
Manfaat ChatCPR dalam Penelitian
Dalam sebuah workshop di Universitas Negeri Surabaya, Prof Dr Eng Wisnu Jatmiko menyajikan berbagai manfaat ChatGPT dalam konteks penelitian. Dosen dapat memanfaatkan ChatGPT untuk membantu merancang latar belakang teori, memberikan jawaban pada pertanyaan, menyediakan informasi, dan bahkan mengajukan pertanyaan balik.
BACA JUGA: Terkait Perpres Publisher Rights, Meta Tolak Bayar Konten Berita
Selain itu, pelajar dan mahasiswa juga dapat memanfaatkan ChatGPT untuk berdiskusi mengenai topik tertentu. Wisnu menekankan bahwa di beberapa kampus bergengsi di luar negeri, penggunaan ChatGPT sudah menjadi suatu keharusan dalam proses pembelajaran.
ChatGPT juga dapat membantu dalam menemukan ide, permasalahan, atau kesenjangan penelitian. Kemampuannya mencari kerangka penelitian, penulisan, memahami narasi atau terjemahan, serta mengakhiri kutipan dan referensi, membuatnya menjadi alat yang sangat berguna dalam konteks riset.
Tantangan
Meskipun memiliki potensi besar, penggunaan ChatGPT harus dilakukan dengan cermat. Wisnu Jatmiko menyoroti bahwa chatbot ini tidak selalu dapat menemukan referensi dari sumber tertutup, seperti jurnal berbayar. Oleh karena itu, validasi ulang perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan.
BACA JUGA: Kemajuan AI Bikin Hari Kiamat Semakin Tampak di Depan Mata
Lebih lanjut, Wisnu juga menegaskan bahwa ChatGPT sebaiknya tidak digunakan untuk menulis draf pertama tulisan dan membuat surat untuk diserahkan ke jurnal internasional. Adanya kekeliruan atau batasan ini menunjukkan bahwa pengguna harus memahami dengan baik kapan dan bagaimana sebaiknya ChatGPT digunakan..
KOMENTAR