Jakarta Sering Digoyang Gempa, Ini Saat yang Tepat Pindah Ibukota Negara?

Inakoran

Saturday, 27-01-2018 | 03:47 am

MDN
Lokasi pusat gempa di Lebak Banten [foto:kementeri

ong>Jakarta, Inako

Wacana pemindahan ibukota negara kembali menguat lagi setelah beberapa hari terakhir ini Jakarta terus menerus digoyang gempa. Kalimantan disebut-sebut paling cocok sebagai ibu kota baru Indonesia menggantikan Jakarta. Pasalnya, titik rawan gempa di Kalimantan relatif sedikit dibandingkan dengan Jawa, termasuk Jakarta.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis H. Sumadilaga, mengungkapkan berdasarkan peta gempa 2017, titik rawan gempa di seluruh wilayah Indonesia bertambah sebanyak 214 titik menjadi 295 titik. Sementara peta gempa 2010 menunjukkan titik rawan gempa di Tanah Air hanya 81 titik.

"Artinya apa, risiko terjadinya gempa di seluruh kawasan Indonesia semakin besar. Ini bukan kita menakut-nakuti karena kenaikannya signifikan," kata Danis di Jakarta,  Jumat (26/1/2018).

Menurut Danis, titik rawan gempa paling banyak teridentifikasi di wilayah Indonesia bagian timur seiring penambahan sesar aktif. Jumlahnya mencapai 154 titik rawan. Sesar aktif adalah hasil dari aksi gaya lempeng tektonik yang merupakan salah satu sumber pemicu gempa.

Data 2010 dibandingkan 2017, titik rawan gempa di Sumatera dari 19 menjadi 55 titik. Selanjutnya di Jawa dari 10 menjadi 37 titik, Sulawesi dari 12 menjadi 49 titik, Maluku-Papua dari 12 titik menjadi 79 titik, serta Nusa Tenggara-Banda dari sebelumnya nihil menjadi 75 titik.

"Jadi memang kecuali di Kalimantan. Wilayah itu relatif aman terhadap gempa. Sedikit sekali daerah yang merah, hanya di dekat perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan," tambah Danis.

Sedangkan untuk wilayah Jakarta, diakui Danis, termasuk daerah yang rawan gempa. Sebab di Jawa saja, titik rawan gempa bertambah sebanyak 27 titik dalam kurun waktu tujuh tahun. "Jakarta rawan gempa, iya," ucapnya.

Kemudian terkait rencana pemindahan ibukota, di mana penetapan lokasi harus aman dari gempa, Danis enggan menjelaskan secara lebih rinci. Dia menyerahkan sepenuhnya hasil kajian kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas.

"Itu (pemindahan ibu kota) biar Bappenas saja. Kajiannya pun kita belum tahu. Saya juga belum bisa menyebut lokasinya. Yang pasti Kalimantan relatif sedikit sekali titik rawan gempanya," ujar Danis.

KOMENTAR