Jegal Menjegal menuju Pemilu 2024 Sah!

Hila Bame

Thursday, 08-06-2023 | 11:12 am

MDN

 

JAKARTA, INAKORAN

Banyak pihak harus membantah bahwa pemerintah tidak menjegal calon tertentu untuk jadi peserta pemilu 2024.

Tidak perlu dibantah. Percuma. Umur sekuku takkan ditambah dengan melakukan bantahan sepihak, atau bersekongkol.


 

baca:  

Pengacara Trump Memberi tahu bahwa dia adalah Target Penyelidikan Dokumen rahasia

 


 

Apa bedanya dengan kampanye bukan jegal? Kampanye mencitrakan diri lebih hebat dari kontestan lain. 

Seandainya jegal adalah dosa seharusnya berhenti.

Seandainya, menuduh adalah dosa fitnah seharusnya duluan berhenti, misalnya.


Jika korupsi adalah dosa seharusnya berhenti.

Tuhan tidak membiarkan anak-anak masuk dalam jurang dosa, selain ke bahagia, mungkin.

Jika terus diakselerasikan dan umum melakukannya artinya Sah! 

Tidak dosa.  Dosa kecil saja tidak ada unsur nya apalagi berukuran besar, sama tidak berunsur dosa dalam kandungan perbuatan jegal.

Sah! Sah!


Jangan lagi cerita menang nya.

Pecundang biasanya kalah sebelum bertanding dengan mengatakan bahwa ada pemilu curang, meski suara di bilik suara jangan kan dihitung, biliknya juga belum dibikin. 

Panitia Pemilihan belum seorang pun berdiri maupun duduk, di lokasi pemungutan suara. Ini juga jegal. 

Tuduhan curang menggema tak terhindar kan, melalui orang gemar bersimbol agamis, bersimbol Pakar Tukang, Pengusaha hitam mantan Pejabat tanpa legaci, dan kerongkongan si penuduh kerontang seperti pohon terkutuk pengkhianat mazmur para Nabi, bisa jadi.


"Pasti mereka main curang" jika mereka menang" adalah  orkestra yang dihembuskan ke sudut sudut desa, gang sempit tanpa sinar matahari di metropolitan maupun kota kota ukuran sedang. Atau lumayan dia punya ukuran kota.

Manusia terdidik ekonomi stag akut, mudah terpapar nyanyian pecundang.

Omong tanpa data, dimaknai repetisi era disrupsi yang handal meraih popularitas dan elektabilitas. Tidak !

Repetisi, ada logika yang jadi paletnya, disrupsi berulang ulang mengantar manusia pada pemikiran jernih akhirnya, menuju pencerahan tanpa undangan sekalipun.


Jegal menjegal jadi rahasia umum
Umum tahu jegal menjegal hal biasa.

Karena biasa, Alla bisa karena biasa.
Sah!


Mencari pemimpin adalah menyaring orang baik untuk memajukan kesejahteraan umum menuju Indonesia hebat di masa depan..


Jegal Menjegal sudah lazim dilakukan ketika Jokowi ikut pemilu 2014

Jokowi dituduh anti islam, pro Aseng, anak Partai Komunis Indonesia hingga tuduhan anaknya adalah pelaku korupsi.

Tuduhan itu tidak merubah keadaan.

 Kepercayaan rakyat akan tanggung jawab seorang Jokowi terbukti dua kali terpilih jadi presiden.

Pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan dengan kecepatan tinggi tanpa peduli prestasi pemimpin sebelumnya.

Ia terus bekerja dibawah tikaman dan hujatan tak senonoh sampai menyumpahi ibunya yang meninggal dunia tak berperikemanusiaan.

Jegal Menjegal domain pemilu, domain apa saja terserah. Cinta ? Lu bangga jadi merpati? Cengeng!!

Apa ada Rajawali terbang tanpa badai?

(hilabame@gmail.com)

 

TAG#JEGAL, #PILPRES24, #PDIP, #GANJAR

161714665

KOMENTAR