Jurkam TPN Ganjar-Mahfud: Program Food Estate Tak Boleh Merusak Lingkungan

Sifi Masdi

Saturday, 13-01-2024 | 10:31 am

MDN
Proyek Food Estate singkong di Gunung Mas, Kalimantan Tengah [ist]

 


 

 

Jakarta, Inako

 

Ketahanan pangan adalah isu yang krusial dalam pembangunan suatu negara. Namun, dalam mengejar ketahanan pangan, perlu diperhatikan juga dampak lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

 

Juru Kampanye  Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD,  Choirul Anam, menyoroti kompleksitas proyek food estate yang perlu dilihat dengan cermat. Ia melihat bahwa solusi masalah ketahanan pangan  tidak hanya terletak pada aspek industri, melainkan juga pada ekosistem pangan secara keseluruhan.

 

BACA JUGA: Kericuhan Konser Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud di Banyumas Diduga Terjadi Karena Provokasi Pendukung Paslon Lain

 

Menurut Choirul Anam, pasangan calon Ganjar-Mahfud akan melakukan evaluasi terhadap program food estate yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kritik terhadap anggaran yang besar dan hasil yang belum terlihat menjadi fokus perhatian mereka. Namun, yang paling penting adalah bahwa program ini tidak boleh merusak lingkungan.

 

“Lebih jauh lagi, tidak hanya soal industri, ketahanan pangan itu adalah soal ekosistem pangan. Nah, ekosistem pangan itu bagaimana tata kelolanya, benihnya, siapa yang terlibat di sana, termasuk juga penyimpanan dan distribusi,” tutur Choirul di Jakarta, Kamis (11/1).

 

BACA JUGA: Farisal Adib Diteriaki “Bupati Jepara 2024” Saat Gelar Lomba Senam Sehat Pemilu Damai

 

 

 

 

Dalam konteks food estate singkong, Ganjar-Mahfud menekankan partisipasi masyarakat lokal dan tata kelola masyarakat adat setempat. Mereka percaya bahwa kesuksesan food estate tidak hanya diukur dari segi produksi, tetapi juga dari aspek keterlibatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem.

 

Choirul Anam menegaskan bahwa ketahanan pangan harus diekspresikan dengan memenuhi kebutuhan pangan, menghormati nilai-nilai lokal, dan menjaga varietas pangan. Dalam hal ini, pihak Ganjar-Mahfud berkomitmen memberikan insentif bagi mereka yang mampu mengembangkan varietas baru yang unggul dan sehat, dengan semangat untuk menjadi lumbung pangan dunia.

 

BACA JUGA: Ganjar Optimis Raup 60 Persen Suara di Jatim

 

Terkait dengan program food estate singkong yang ditangani oleh Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo Subianto di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Iqbal Damanik, mengatakan bahwa program ini telah menyebabkan deforestasi dan bencana.

 

“Ratusan hektare hutan yang terdeforestasi di Gunung Mas itu sudah sangat berdampak pada masyarakat sekitar hutan di Gunung Mas,” ujar Iqbal. 

 

Iqbal juga menyoroti soal pengelolaan proyek food estate singkong yang digarap oleh PT Agro Industri Nasional (Agrinas). Agrinas ini, disebut terafiliasi dengan yayasan dan perusahaan yang diisi oleh banyak politisi Gerindra, yakni partai yang didirikan oleh Prabowo. 

 

Dalam pantauan Iqbal, singkong yang ditanam di Gunung Mas tidak tumbuh dengan baik bahkan banyak yang mati. Perkebunan singkong yang mengorbankan hutan itu tidak berproduksi. Sehingga proyek tersebut hanya menyisakan kerugian keuangan negara, kerusakan hutan, dan penderitaan masyarakat saja tanpa menghasilkan apa-apa.

 

 

KOMENTAR