Keberpihakan Alumni ITB Ciptakan

Inakoran

Thursday, 31-05-2018 | 02:54 am

MDN
Mesin ATM Beras [ist.]

 

Bandung, Inako



Memenangkan hati kaum dhuafa (bukan miskin tetapi keberuntungan pada level sedang) mungkinkah dijemput bidadari yang teramat rupawan dan berjumlah tujuh di akhirat? Begitu membayangkan bidadari berjumlah tujuh, untuk jemput kita hanya seorang diri.

Meski sukar terwujud bidadari adalah pengetahuan di balik layar ( tidak kentara tampang) tidak heran logika pun dijunkirbalikan hingga harga diri luluh lantak zero tanggung jawab. Bidadari bisa jadi serupa “perangkap” pengetahuan dominan kelekatan akhirat.

Masjid Salman Institut Teknologi Bandung merevolusi perangkap (paradigm shift Thomas Kuhn) itu dengan membuat perkakas Anjungan Tunai Mesin Beras (ATMB).

Budiaji mantan pengurus Rumah Amal Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), menciptakan sebuah mesin anjungan terima beras (ATM) untuk kaum dhuafa yang ditempatkan di pelataran Masjid Salman ITB Jalan Ganesha Kota Bandung.

Ikhtiar menyuguhkan harmoni dan kebahagiaan bagi mereka yang mengharapkan.

[caption id="attachment_30509" align="alignleft" width="281"] Mesin ATM Beras [ist.][/caption]"ATM beras ini diserahkan  kepada kami dari salah satu alumni Salman yakni Mas Budiaji dan resmi beroperasi pada Senin, 7 November 2016 lalu," kata Manajer Penelitian dan Pengembangan Rumah Amal Salman ITB Romi Hadriyansyah, di Bandung.

ATM Beras berukuran  60 cm x 60 cm x 160 cm, berbentuk kotak seperti lemari dan sangat mirip dengan mesin ATM biasa.

Selain itu, ATM Beras dilengkapi dengan perangkat elektronik yakni modem hybrid untuk network GSM/satelit untuk daerah terpencil, serta sistem kontrol dan pemantauan berbasis M2M (machine to machine) atau IoT (Internet of Things).

Dan bisa mengeluarkan beras dalam jumlah tertentu secara otomatis. Cara kerjanya ialah beras keluar dengan cara menempelkan kartu RFID (Radio Frequency Identification) atau kartu elektronik lainnya di bagian tertentu berbentuk card reader pada perangkat tersebut," ujar Romi.

Romi menuturkan tujuan diciptakannya alat tersebut dalah untuk membantu kaum dhuafa yang betul-betul kelaparan karena kemiskinannya.

Ada 49 warga di sekitar Masjid Salman ITB yang bisa mengambil beras dari ATMB yang didahului survey dan kepada mereka akan dibagikan kartu RFID untuk mengambil beras secara gratis di ATM Beras sesuai jumlah dan waktu yang telah ditentukan.

Pola penarikan beras dari mesin tersebut diatur berdasarkan jenis kartu yang dimiliki warga yakni bagi warga yang memiliki kartu kategori A bisa mengambil beras pada hari Selasa dan Jumat, bagi warga pemilik kartu kategori B mengambil beras pada hari Rabu dan Sabtu dan warga pemilik kartu kategori C bisa mengambil beras pada hari Kamis dan Minggu.

"Satu kali transaksi warga bisa menarik beras dari ATM Beras ini sebanyak 1,65 kg atau sekitar dua liter," ujarnya.

Romi mengatakan rencananya ke depan ATM Beras akan disebar ke beberapa masjid yang ada di Kota Bandung.

"Alhamdulillah sampai sekarang sudah banyak lembaga zakat sampai Pemkot Bandung yang berminat dengan ATM beras. Tapi untuk mengembangkannya perlu melibatkan instansi lainnya. Kami sih berharap tahun depan bisa ada 100 unit

 

 

KOMENTAR