Kenaikan Cukai Rokok Belum  Berdampak ke Petani Tembakau

Sifi Masdi

Thursday, 07-09-2023 | 11:08 am

MDN
Rizki Rizalsalem, pengepul dan Petani Tembakau asal Garut, Jawa Barat [inakoran]

 

 

 


Jakarta, Inako

Kenaikan harga rokok pada Januari 2023 lalu belum memberikan dampak yang signifikan bagi para petani tembakau di Garut, Jawa Barat. Meskipun harga rokok melonjak, kegiatan bisnis tembakau tetap berjalan lancar di daerah ini, mencerminkan ketahanan bisnis yang kuat di tengah perubahan harga rokok yang dinamis.

Rizki dan temannya sedang memperlihatkan cara mengiris tembakau saat Festival Tembakau di Mangga Dua Square, Jakarta Utara [inakoran]

 

BACA JUGA:  Usaha Rokok Lintingan Menjanjikan di Tengah Kenaikan Harga Rokok

Pernyataan ini datang dari Rizki Rizalsalem, seorang petani tembakau asal Garut, Jawa Barat, yang berbicara dengan bangga saat berpartisipasi dalam Festival Tembakau pada tanggal 2-3 September 2023, di Mangga Dua Square, Jakarta Utara. Dalam festival tersebut, Rizki dan timnya memamerkan daun tembakau kering yang belum diolah serta tembakau iris yang dijual per bal.

 

 

 

 

Rizki mengakui bahwa bisnis tembakau adalah sebuah warisan dari nenek moyangnya, yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Saat ini, luas lahan tembakau di Garut mencapai 300 hektar, menciptakan lahan subur bagi para petani untuk menanam tembakau.

BACA JUGA: Sepakati 3 Poin Kerja Sama, PT PIL dengan PT Lion Express Tandatangani MoU

Menurut Rizki, para petani biasanya mulai menanam tembakau pada bulan Januari, Februari, hingga Maret. Mereka tidak hanya menanam tembakau di lahan kering, tetapi juga di atas lahan sawah yang sudah dipanen sebelumnya. Panen raya tembakau biasanya dilakukan pada bulan Juni hingga Juli, menjadi momen penting dalam siklus bisnis tembakau mereka.

Hasil olahan tembakau iris yang dikemas dalam bentuk bal [inakoran]

 

Namun, saat ini, peran utama Rizki adalah sebagai seorang pengepul. Ia mengumpulkan hasil panen tembakau dari para petani di sekitarnya. Dengan operasional yang berkembang pesat, Rizki telah mempekerjakan 15 karyawan yang membantunya dalam mengolah dan mendistribusikan tembakau ke berbagai daerah, termasuk Gresik, Blitar, dan Jember.

Jenis tembakau yang mereka distribusikan meliputi tembakau daun kering yang belum diolah dan tembakau iris yang dijual per bal. Dengan jaringan distribusi yang luas, bisnis tembakau Rizki terus tumbuh dan berkembang.

 

BACA JUGA:  UNESCAP dan Yayasan Bill & Melinda Gates Sepakat Promosi Bisnis Pertanian dan Pangan

Terkait dengan keuntungan bisnis tembakau, Rizki mengakui bahwa bisnis ini cukup menjanjikan. Ia dapat meraih omset penjualan sekitar Rp 100 juta setiap bulannya. Namun, seperti bisnis lainnya, Rizki juga menyoroti tantangan yang ada, terutama dari segi mental. Keuntungan dan kerugian dalam bisnis tembakau dapat sangat fluktuatif, sehingga diperlukan mental yang kuat untuk mengelolanya.

Rizki juga memberikan pandangannya terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan cukai rokok, yang secara langsung berdampak pada kenaikan harga rokok. Meskipun demikian, menurutnya, hingga saat ini, kebijakan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap petani tembakau di Garut. Usaha tembakau mereka tetap berjalan normal dan bahkan berkembang, menunjukkan bahwa petani tembakau di daerah ini memiliki ketahanan bisnis yang kuat di tengah perubahan harga rokok yang dinamis.

Mangga Dua Square sebagai venue Festival Tembakau 2023 [inakoran]

 

Dengan semangat dan dedikasi, para petani tembakau seperti Rizki Rizalsalem terus melanjutkan usaha mereka, menjaga tradisi warisan nenek moyang, dan memastikan kelangsungan bisnis tembakau di Garut tetap berjalan lancar, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah.


 

 

KOMENTAR