Usaha Rokok Lintingan Menjanjikan di Tengah Kenaikan Harga Rokok

Sifi Masdi

Thursday, 07-09-2023 | 09:38 am

MDN
Eko Susanto, penjual tembakau linting dari perwakilan Tingwe Aulia dan Tingwe73 dalam Festival Tembakau di Mangga Dua Square [inakoran]

 

 

 

 

Jakarta, Inako

Kenaikan harga rokok telah mengubah lanskap bisnis tembakau di Indonesia. Sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan cukai rokok, masyarakat telah menemukan alternatif yang menarik dan menjanjikan: usaha rokok lintingan, yang sering dikenal sebagai Tingwe, artinya melinting dewe (sendiri) tembakau rokok.

Eko bersama timnya dari Tingwe Aulia dan Tingwe73 [inakoran] 

 
 

BACA JUGA: Menteri Teten: ASEAN Harus Berpihak Kepada Pelaku UMKM

Eko Susanto, seorang perwakilan dari Tingwe Aulia dan Tingwe73, memberikan pandangan yang menginspirasi saat berpartisipasi dalam Festival Tembakau di Mangga Dua Square, Jakarta Utara.

Dalam era di mana harga rokok melambung, Eko menyatakan bahwa kenaikan cukai rokok tidak terlalu memengaruhi para pelaku UMKM di sektor Tingwe atau usaha tembakau lintingan. Bahkan, dia mengungkapkan bahwa kenaikan harga rokok justru memberikan dampak positif bagi para pelaku Tingwe dan petani tembakau. Pasalnya, harga jual tembakau lintingan masih berada di bawah standar harga rokok.


BACA JUGA:  Digitalisasi UMKM Kunci Utama UMKM Naik Kelas

Pada pameran yang berlangsung selama dua hari, Sabtu (2/9) hingga Minggu (3/9), Eko dan timnya memperkenalkan produk kemasan tembakau dalam berbagai varian:  kemasan 1 kilogram  untuk   varian tembakau flavour  seharga Rp 135.000, varian tembakau kretek Rp 130.000 per kg,  dan kemasan 50 gram  dibandrol dengan harga Rp 12.000.

Mangga Dua Square [inakoran]


Eko menjelaskan bahwa bisnis tembakau Tingwe sangat menguntungkan. Sebagai contoh, dengan kemasan 50 gram, seseorang bisa menghasilkan 40 batang rokok lintingan dengan modal hanya Rp 12.000. Ini adalah alternatif yang menarik, mengingat harga standar rokok saat ini minimal Rp 20.000 per bungkus dengan isi 12 batang. Dengan demikian, orang dengan anggaran terbatas bisa mencari solusi dengan membeli tembakau Tingwe.

 

 

 

 

BACA JUGA:  Sepakati 3 Poin Kerja Sama, PT PIL dengan PT Lion Express Tandatangani MoU

Selain harganya yang bersaing, Eko juga menekankan bahwa tembakau Tingwe memiliki nilai rasa yang hampir 90 persen setara dengan brand rokok pada umumnya. Namun yang lebih penting menurut Eko, usaha tembakau Tingwe menjanjikan.

 

Suasana pameran produk tembaku di Mangga Dua Square [inakoran]

 

Ia memberikan contoh keberhasilan mereka saat ini, memiliki 10 kios yang menjual tembakau Tingwe. Rata-rata omset penjualan setiap kios per bulan mencapai Rp 30 juta, sehingga Tingwe meraup omset sekitar Rp 300 juta setiap bulan.

Oleh karena itu, Eko menekankan bahwa usaha tembakau Tingwe tidak boleh dianggap sebelah mata. Sebagai sebuah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), bisnis Tingwe memiliki potensi keuntungan yang sangat besar, dan ini adalah bukti bahwa di tengah kenaikan harga rokok, inovasi dan kesempatan bisnis tetap berlimpah.

 

 

KOMENTAR