Kisah Joy yang Gigih Jualan Sayur Dari Pagi Hingga Sore

Sifi Masdi

Monday, 18-09-2023 | 17:15 pm

MDN
Joy, Pedagang Sayur di Pasar Ciung, Tigaraksa [inakoran]

 

 

Tigaraksa, Inako

Joy adalah seorang pemuda yang setia melakoni rutinitas setiap hari  di sebuah pasar tradisional  yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pasar Ciung,  Perumahan  PWS Tigaraksa, Tangerang, merupakan saksi bisu kegigihan pemuda paruh baya ini memulai rutinitas tiap hari pukul 3 pagi hingga jam 3 sore. Ia diibaratkan seperti penjaga kebun hijau di tengah hiruk pikuk kota

Suasana Pasar Ciung, Tigaraksa [inakoran]

 

BACA JUGA:  Pedagang Kecil Resah, Omset Penjualan Turun Drastis  Gegara Kehadiran Bisnis Online

Joy memenuhi lapaknya berukuran satu meter kali satu setengah meter dengan beragam sayuran, mulai dari kol, sawi,  tomat, jengkol, pete, cabe, hingga bawang, untuk memanjakan pelanggannya. Pagi-pagi, ia sering ditemani oleh ayahnya, namun menjelang siang, tugas pelayanan pelanggan berada sepenuhnya di pundaknya.

 

 

 

Sumber sayurannya berasal dari Pasar Induk Jati  Uwung dan Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Bawang biasanya datang dari Berebes, sementara kol diperoleh dari Medan. Kunjungan ke pasar induk di Kota Tangerang kerap menjadi momen di mana Joy bersama teman-temannya, yang juga pedagang sayur, berbagi kendaraan dan membeli persediaan untuk dijual kembali di Pasar Ciung.

Joy, Pedagang Sayur [inakoran]

 

Joy telah menjalani profesi sebagai pedagang sayur di Pasar Ciung sejak pasar ini pertama kali berdiri beberapa tahun yang lalu. Lapaknya memiliki ukuran sederhana, satu meter kali satu setengah meter, yang ia sewa seharga Rp 225.000 per bulan.

 

BACA JUGA: Merger dan Akuisisi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Tentang omset harian, Joy mengaku bahwa fluktuasinya cukup tak menentu. Rata-rata omset harian mencapai sekitar Rp 3 juta, namun kadang-kadang, saat beruntung atau pasar ramai, ia berhasil meraih omset hingga Rp 5 juta per hari. Namun, ia paham bahwa omset harian sangat tergantung pada situasi pasar itu sendiri.

Ibu Gina, pembeli sayur [inakoran]

 

Ketika berbicara mengenai harga sayuran yang dijualnya, Joy mengungkapkan bahwa harga selalu berfluktuasi. Saat ini, beberapa jenis sayur mengalami kenaikan harga, terutama jengkol yang mencapai Rp 40.000 per kilogram, sementara harga sayur kol tetap stabil di angka Rp 8.000 per kilo.

Joy berusaha memastikan bahwa semua sayuran yang dijualnya segar hingga dua hari setelah dipajang di lapaknya. Jika ada sayuran yang tersisa, ia tidak segan untuk membawanya pulang dan membagikannya secara cuma-cuma kepada tetangga-tetangga sekitar atau penduduk sekitar kampung. Joy merasa prihatin jika ia harus menjual sayuran yang tidak lagi segar.

 

 

 

BACA JUGA: Menteri Teten: Pengaturan Ekonomi Digital Masih Lemah, 56% Pasar E-commerce Dikuasai  Asing

Joy berusaha memastikan bahwa semua sayuran yang dijualnya segar hingga dua hari setelah dipajang di lapaknya. Jika ada sayuran yang tersisa, ia tidak segan untuk membawanya pulang dan membagikannya secara cuma-cuma kepada tetangga-tetangga sekitar atau penduduk sekitar kampung. Joy merasa prihatin jika ia harus menjual sayuran yang tidak lagi segar.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Joy dalam berdagang sayur adalah fluktuasi harga. Ketika harga sayuran melonjak, pembeli cenderung mengurangi jumlah belanjaan mereka, sementara ketika harga turun, mereka lebih berani membeli lebih banyak. Joy berharap agar harga sayuran tetap stabil sehingga pembeli bisa lebih leluasa dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Joy juga memperhatikan dampak penjualan sayuran secara online terhadap bisnisnya di pasar fisik. Ia mencatat bahwa penjualan online telah memengaruhi dinamika pasar tradisional. Beberapa pelanggan, khususnya ibu-ibu, lebih memilih memesan sayuran secara online karena alasan kenyamanan. Meskipun begitu, Joy merasa bahwa apakah penjualan online merugikan atau menguntungkan bagi pedagang seperti dirinya, hal itu tergantung pada nasib masing-masing individu.

Ia sendiri tidak keberatan dengan perkembangan penjualan sayuran secara online dan merasa bahwa itu adalah bagian dari kemajuan zaman. Dalam bisnis yang penuh tantangan seperti ini, rejeki memang selalu menjadi misteri yang tak terduga.

 

 

 

KOMENTAR