Pedagang Kecil Resah, Omset Penjualan Turun Drastis  Gegara Kehadiran Bisnis Online

Sifi Masdi

Saturday, 16-09-2023 | 12:03 pm

MDN
Ibu Elda, Pedagang Bumbu di Pasar Ciung Tigaraksa, Tangerang [inakoran]

 

 

 

Tigaraksa Tangerang, Inako

Ibu Elda, seorang pedagang bumbu dapur berpengalaman di Pasar Ciung Tigaraksa, Tangerang, merasa resah dengan perkembangan bisnis online. Baginya, era pemasaran digital telah menggeser omset penjualannya di pasar tradisional, terutama untuk produk seperti bumbu, tomat, dan cabe.

BACA JUGA: TikTok Shop Makin Agresif, Omset Pedagang Konvensional Pasaraya Tanah Abang Terjun Bebas

Setiap hari, Ibu Elda berdiri di Pasar Ciung dari subuh hingga siang. Dia mendapatkan barang dagangannya dari Pasar Induk Jatake dan dan Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang. Namun, frekuensi pengambilan barang tersebut bervariasi, tergantung pada tingkat keramaian di pasar. Saat ramai, ia mengambil barang setiap hari, tetapi saat sepi, mungkin hanya dua hari sekali.

Pasar Ciung, Tigaraksa [inakoran]

 

Terkait omset harian, sebelum dua bulan terakhir, Elda merasa bisnisnya berjalan cukup baik dengan pendapatan mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per hari. Namun, penjualan belakangan ini mengalami penurunan yang signifikan, dan dia tidak tahu persis penyebabnya. Namun, menurut informasi yang dia dengar dari sesama pedagang, penjualan online tampaknya menjadi penyebab utama.

 

 

 

 

Elda mencatat bahwa sekarang hampir semua jenis barang dijual secara online, tidak hanya pakaian tetapi juga sayuran, bumbu, tomat, bawang, bahkan cabe rawit. Situasi ini telah memberikan tekanan besar pada para pedagang tradisional seperti dia. Elda merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan dunia pemasaran online, terutama untuk produk-produk seperti bumbu, tomat, dan cabe.

Ibu Gina, pembeli [inakoran]

 

BACA JUGA:  Kenaikan Cukai Rokok Belum  Berdampak ke Petani Tembakau


Dalam menghadapi fenomena ini, Ibu Elda memiliki pesan untuk pemerintah. Dia tidak setuju dengan kebijakan yang memungkinkan penjualan online menggantikan bisnis tradisional, karena dia merasa ini merugikan pedagang kecil di pasar. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan untuk menghentikan atau mengatur lebih ketat kegiatan penjualan online.

Elda percaya bahwa jika penjualan online dihentikan atau diatur dengan baik, masyarakat akan kembali ke pasar tradisional atau pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan begitu, pasar tradisional dan mal akan hidup kembali. Oleh karena itu, dia mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang mendukung kelangsungan usaha pedagang tradisional.

Penurunan Penjualan

Menurut Ibu Elda, penjualan online telah merugikan para pedagang di pasar tradisional. Masyarakat kini cenderung malas pergi ke pasar karena mereka dapat dengan mudah memesan sayuran, cabe, bumbu masak, dan produk lainnya secara online. Harga yang lebih murah dan tidak adanya biaya pengiriman membuat pembelian online semakin menarik.

Ibu Elda dengan barang dagangannya [inakoran]

 

BACA JUGA: Usaha Rokok Lintingan Menjanjikan di Tengah Kenaikan Harga Rokok


Ia juga mencatat bahwa banyak mal tradisional yang kini sepi karena orang lebih suka berbelanja online untuk barang-barang seperti pakaian. Selain itu, pedagang online tidak perlu membayar biaya sewa tempat atau gaji pegawai, sehingga mereka dapat menjual dengan harga lebih rendah.

Sementara sebelumnya, pedagang tradisional seperti Elda tidak pernah merasa terancam bahkan saat pandemi. Namun, sekarang, mereka merasakan dampak negatif dari penjualan online yang mengubah perilaku belanja masyarakat.

 

 

 

Beda Pendapat

Namun, tidak semua pedagang merasa sama seperti Ibu Elda. Ibu Gina, yang bekerja sebagai sales, memiliki sudut pandang yang berbeda. Baginya, penjualan online memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Ibu Gina, yang sibuk dengan pekerjaannya, merasa bahwa membeli produk secara online sangat memudahkan. Dia tidak perlu repot-repot pergi ke pasar atau warung untuk membeli makanan atau sayuran, karena semuanya dapat diorder secara online dan langsung diantarkan ke rumah.

Rempah-rempah untuk bumbu dapur [inakoran]

 

Namun, dia juga memahami bahwa penjualan online dapat merugikan pedagang tradisional seperti Ibu Elda. Oleh karena itu, dia mendukung upaya pemerintah untuk mengatur penjualan online sehingga tidak merugikan pedagang kecil di pasar tradisional. Ibu Gina mengusulkan adanya aturan yang bijak untuk menjaga keseimbangan antara penjualan online dan bisnis tradisional.

Dengan demikian, perdebatan mengenai masa depan penjualan online dan bisnis tradisional menggambarkan keragaman pandangan dan tantangan yang dihadapi oleh pedagang dan konsumen dalam menghadapi transformasi bisnis di era digital.


 

KOMENTAR