Komunikolog Dr Emrus: Ingatkan Potensi Krisis Pangan akibat pandemi covid-19

Hila Bame

Monday, 05-04-2021 | 14:24 pm

MDN

 

Riau, Pekanbaru, INAKORAN

 

Pandemi COVID-19 mempersulit aktivitas yang melibatkan kontak sosial dan kemungkinan penularan. Konsumsi, terutama konsumsi jasa di restoran, rekreasi dan perhotelan, mengalami penurunan yang signifikan. 

Pertanian adalah salah satu andalan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tapi perlu sentuhan kreatifitas untuk mencapai hasil optimum bagi rumah tangga maupun pemain sektor ekonomi skala menengah. 


BACA:  

Lagi, DPR RI Ansy Lema Kirim Excavator untuk Pertanian Lahan Kering di Sumba Timur 

 


Masyarakat Riau, Pekanbaru bahkan Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangakan potensi ekonomi pada sektor pertanian, perikanan dalam skala UMKM untuk mengantisipasi krisis pangan setelah pandemi Covid19 berakhir, tandas Komunikolog Indonesia Dr. Emrus Sihombing saat tampil sebagai salah satu narasumber pada Diskusi Publik Ketahanan Pangan Nasional di Pusdiklat Aliansi pewarta Pertanian Indonesia (APPI). 

Emrus mengingatkan peserta diskusi terkait pesan  Presiden Jokowi,  adanya potensi krisis pangan akibat pandemi covid-19. Diskusi tersebut digelar di  jalan Uka Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, Sabtu (03/4/21).

“Artinya Bapak Presiden, terang Emrus,  sudah mengingatkan hal ini harus kita tangkap, kita harus membuat usaha mikro kecil dan menengah dibidang pertanian," ungkapnya. 

Dijelaskan Emrus, "usaha dibidang mikro kecil dan menengah dalam bidang pertanian bisa dikembangkan, mengingat sektor pertanian yang sangat luas, diantaranya sektor perikanan, pertanian, perkebunan dan peternakan".

Melihat potensi yang sangat luas tersebut, kata Emrus, masyarakat di pekanbaru, Riau umumnya dan indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha dibidang pertanian.

"Kita menilai pada Undang-undang Cipta Kerja dapat dikeluarkan peraturan pemerintah dalam menjawab tantangan kerawanan pangan itu. Tupoksi yang menangani secara langsung adalah kementrian pertanian, kementrian kehutanan, dan kementrian koperasi,” katanya.

Tiga Kementerian ini menurutnya menjadi lokomotif agar usaha mikro kecil dan menegah menjadi maju, “karena itulah ketika kita mengalami kerawanan pangan terjadi, ketiga kementrian ini lah yang bertanggung jawab," beber komunikolog itu.

Ia berharap ketiga kementrian ini memberikan modal kepada usaha mikro kecil dan menengah, termasuk didalamnya modal kerja. tidak sekedar memberi biaya operasional atau sekedar memberikan pupuk, tetapi juga diberikan barang modal seperti mesin traktor dan lain-lain.

“Kelompok tani sebaiknya diberikan mesin traktor, agar mekanisasi pertanian terjadi didalamnya, "ujar Emrus.


BACA :  

Bantu Petani di Perbatasan, Ansy Lema Datangkan Puluhan Alsintan ke Belu-Malaka-Rote Ndao

 


Dengan adanya teknologi dalam bidang pertanian diharapkan kedepannya, para petani di indonesia dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya. “Suatu saat nanti saya bermimpi indonesia menjadi petani-petani berdasi, tidak perlu lagi menggunakan tangan untuk mengolah pertanian,” katanya.

“Dan menurut pandangan saya, kita harus angkat status petani kita ini menjadi petani yang berkelas, sekalipun itu dalam usaha mikro," pungkas Dr Embrus Sihombing.**

 

KOMENTAR