Laut Sebagai Potensi Utama kemajuan dan kesejahteraan

Hila Bame

Monday, 08-06-2020 | 14:59 pm

MDN
Dani Setiawan Ketua Harian KNTI

Menyambut Hari Laut Sedunia, 8 Juni 2020

 

Jakarta, Inako

 

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari 16.056 pulau dan memiliki garis pantai yang memanjang lebih dari 95.180 Km, terpanjang di dunia setelah Kanada. Kawasan ini diakui sebagai pusat global keanekaragaman hayati laut dan bearada di jantung wilayah keanekaragaman hayati yang luar biasa besar. Sumber daya laut yang kaya di Indonesia menjadikan negara ini sebagai penghasil ikan terbesar kedua di dunia yang menyediakan produk makanan laut untuk pasar domestik dan internasional. 

Di Indonesia, produk perikanan diperkirakan menyediakan 54 persen dari seluruh protein hewani yang dikonsumsi.

Tidak bisa dipungkiri, laut adalah penyedia pangan yang sangat besar untuk mendukung keamanan dan kedaulatan pangan nasional. Selain kaya akan sumber daya alam, laut Indonesia juga memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian negara. Karena itu, para pelaku di sektor ini sudah semestinya mendapat tempat terhormat dalam keseluruhan kebijakan pembangunan nasional, demikian rilis KNTI  yang diterima Inakoran.com Senin (8/6/2020)

BACA JUGA:    

Kemenkop Percepat Terapkan Jual Produk UMKM Secara Online di Tengah Pandemi Covid-19

Terutama para nelayan kecil yang menempati jumlah terbesar pada sektor perikanan tangkap di Indonesia. 

Kehidupan nelayan sangat tergantung dari laut dan menjadikan laut sebagai masa depan mereka. Praktik praktik penangkapan sudah saatnya dilakukan secara berkelanjutan. Dengan demikian, laut dapat menopang kehidupan nelayan dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan protein untuk bangsa Indonesia. 

BACA JUGA;  

Zoom meeting & Regulasi untuk Nelayan yang dikangkang Regulator, Corona akan pergi Musuh abadi Aturan yang dikhianati

Tetapi, pada hari laut sedunia saat ini, kita masih menyaksikan banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan dari ekspolitasi berlebihan terhadap laut kita.

Seperti aktivitas penangkapan ikan yang merusak, penangkapan berlebih, polusi, kegiatan-kegiatan ekonomi lain seperti pembangunan infrastruktur pesisir, pengerukan, penimbunan tanah, dan penambangan yang telah mengubah lingkungan fisik dan menyebabkan rusaknya habitat.

Kita juga menyasikan ekstraksi habitat yang merusak seperti penebangan hutan mangrove di sejumlah wilayah. Indonesia telah kehilangan hutan mangrove lebih dari 30% selama 25 tahun dan kerusakan terumbu karang sebanyak 23% selama 12 tahun.

Kita harus bersungguh-sungguh menjadikan laut berperan penting dalam membangun suatu peradaban bangsa dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Diperlukan perubahan orientasi pembangunan untuk menjadikan sektor kelautan sebagai potensi utama bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya.

BACA JUGA:  

Kiat Kelangsungan Hidup Usaha Kecil: Cara mengamankan arus kas, menurut para pakar industri

Pemerintah juga dituntut untuk lebih serius melakukan inovasi-inovasi di sektor perikanan, termasuk budidaya.

Kekayaan laut jangan menjadi kutukan, karena Indonesia gagal untuk memanfaatkan secara bijaksana dan mendorong penciptaan nilai tambah.

Menjaga semua kekayaan bangsa di laut dapat benar-benar memberikan fondasi penting khususnya bagi terwujudnya kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

Sayangilah laut kita dengan tidak merusak dan mengeksploitasi berlebih demi keberlanjutan perikanan yang lebih baik di masa mendatang.

Selamat Hari Laut Sedunia. Jaya Indonesia, Sejahtera rakyatnya.

 

KOMENTAR