Masalah Panas Bumi Wae Sano Mabar, Gereja Buat MOU

Hila Bame

Sunday, 04-10-2020 | 21:56 pm

MDN
Masalah Panas Bumi Wae Sano Mabar, Gereja Buat MOU

 

Ruteng, Inako


Terkait permasalahan explorasi panas Bumi di kabupaten Manggarai Barat (Mabar) .

Pada hari Jumat 2 Oktober 2020, bertempat di Ruteng telah berlangsung penandatanganan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding)  antara Pemerintah Pusat yang diwakili oleh Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Bapak FX SUTIJASTOTO dan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng yang diwakili oleh Mgr. Siprianus Hormat.


Berdasarkan press release yang diterima Inakoran.com pada Sabtu(3/10) Isi nota kesepahaman adalah kerja sama yang intensif untuk penyelesaian komprehensif terhadap masalah-masalah sosial yang muncul dalam rencana eksplorasi geothermal di Wae Sano.

Sebelumnya Uskup Ruteng telah menyampaikan kecemasan dan keberatan sebagian masyarakat lokal terhadap rencana proyek tersebut. Mereka mengkawatirkan proyek tersebut dapat membahayakan keselamatan warga dan merusak ruang kehidupan mereka, seperti tanah, lahan pertanian, air, dan danau Wae Sano beserta ekosistemnya.

Rencana proyek tersebut juga telah menimbulkan ketegangan sosial di kalangan masyarakat setempat.

 Nota kesepahaman ini disusun untuk menjadi payung kerja sama yang mantap untuk menjawab keresahan masyarakat lokal tersebut sekaligus mencari model pembangunan geothermal yang mengedepankan aspek keamanan dan keselamatan warga lokal serta meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

 

Berdasarkan data yang dilansir inakoran.com dalam MoU tersebut Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kelestarian sosial lingkungan termasuk kelangsungan keanekaragaman hayati dan ekosistem sebagai penyangga kehidupan, keberlanjutan sosial termasuk kegiatan ekonomi dan kegiatan budaya serta situs warisan budaya termasuk sistem pertanian lingko dan/atau daerah keramat, serta kesehatan dan keselamatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Panas Bumi di area panas bumi Wae Sano.

 

Untuk itu, akan dilakukan kajian tentang titik eksplorasi dan lokasi Well Pad yang sesuai 


Dengan komitmen ini, akan menyusun konsep Community Development yang berbasis potensi setempat antara 
lain dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, pertanian, perkebunan, peternakan, pengembangan infrastruktur (jalan, air bersih, kesehatan, 
pendidikan) dalam kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.

Dalam MoU itu juga akan dilakukan Komunikasi yang dialogial dan partisipatif terutama dengan masyarakat Wae Sano.


Sedangkan pihak Gereja Keuskupan Ruteng berkomitmen:


Gereja menjadi gembala yang mengayomi semua pihak dalam rangka menemukan solusi, komprehensif terhadap program pemanfaatan panas bumi di Wae Sano yang membawa manfaat bagi semua pihak.

Gereja  memperjuangkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dalam pembangunan holistik berkelanjutan yang mengutamakan martabat manusia dan kesejahteraan umum serta 
berbasis pada kearifan lokal dan ramah lingkungan.

Gereja  membantu Pemerintah dan masyarakat dalam menemukan solusi yang tepat dan komprehensif melalui kerja sama yang transparan, jujur dan kredibel. 

Dalam kesempatan tersebut, Bapak FX Sutijastoto  Dirjen EBTKE atas nama Pemerintah Pusat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapa Uskup dan Gereja Keuskupan Ruteng yang ikut bersama-sama dengan Pemerintah mencari solusi komprehensif atas penyelesaian permasalahan geothermal Wae Sano. Beliau juga menyampaikan terima kasih atas dialog dan kerja sama yang kondusif dan penuh persaudaraan untuk menemukan solusi demi kesejahteraan masyarakat dan keberhasilan pembangunan bangsa.

"Betapa perlu kerja sama seperti ini untuk penyelesaian persoalan secara komprehensif sehingga pada gilirannya dapat diambil keputusan yang tepat, yang menjamin prinsip-prinsip pembangunan yang berkeadilan, berkelanjutan, dan menghargai martabat manusia"katanya.

Dikatakanya, pola kerja sama dialogial dan konstruktif antara Dirjen EBTKE dengan Lembaga Keagamaan yang disepakati hari ini adalah yang pertama kali dibuat untuk proyek sejenis. Kiranya pola ini dapat menjadi model kedepan.

Sementara  Bapa Uskup Ruteng dalam sambutanya  menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi- tingginya kepada Pemerintah Pusat yang telah menanggapi dengan serius isi hati kecemasan masyarakat Wae Sano terhadap rencana eksplorasi geothermal.

 Beliau juga menyampaikan terima kasih atas dialog dari hati ke hati, kunjungan kehormatan, komitmen yang mendalam 
bagi kesejahteraan masyarakat, kemitraan yang positif dan konstruktif antara Pemerintah dan "Gereja merupakan hal-hal yang sangat berharga dan kiranya menjadi model kerja sama dalam membangun kesejahteraan masyarakat di wilayah ini"tandas Uskup Ruteng. 

 

Uskup Sipri menegaskan juga komitmen Keuskupan Ruteng yang teguh dan tulus untuk membantu Pemerintah dan masyarakat menemukan solusi komprehensif terhadap persoalan panas bumi di Wae Sano yang membawa manfaat bagi semua pihak. "Gereja berharap agar seluruh proses pembangunan hendaknya berpola dialogal-partisipatif dengan melibatkan masyarakat secara tulus dan jujur dalam proses yang transparan, obyektif dan rasional dan bertujuan untukmemperbaiki kesejahteraan hidup mereka"tambahnya.

KOMENTAR