Menteri Rudiantara: STF Driyarkara Ibarat Kopassus di Angkatan Darat

Sifi Masdi

Thursday, 19-09-2019 | 23:36 pm

MDN
Menteri Rudiantara [inakoran.com/Ina Tv]

Jakarta, Inako

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan selamat kepada Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta yang merayakan pesta emas atau perayaan 50 tahun. Ia berharap agar STF Driyarkara terus sukses dan dapat membantu pemerintah dalam merumuskan legislasi. Ia mengibaratkan STF Driyarkara seperti Kopassus di Angkatan Darat.

“STF Driyarkara memang kampusnya kecil seperti yang diungkapkan oleh ketua panitia, tapi saya justru melihat STF Driyarkara ibarat seperti Kopassus di Angkatan Darat. Tidak perlu banyak dan luas, tetapi bekerja sangat efektif. Karena itu, mudah-mudahan STF Driyarkara tambah sukses ke depan. Dan jangan lupa bantu pemerintah terutama dalam merumuskan legislasi. Karena dalam merumuskan legislasi itu perlu ada landasan filosofisnya,” kata Menteri Rudiantara yang hadir sebagai Keynote Speaker dalam seminar yang berlangsung di Morrissey Hotel, Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Ketua Panitia Lustrum Hironimus Dei Rupa OFM [inakoran.com/InaTv]
 

 

Seminar dengan tema: “Era Digital, Masih Adakah Privasi?, diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara (IKAD) Jakarta. Selain Rudiantara, seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain, Samuel Abrijani Pangerapan (Dirjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika), Raditya Kosasih (Associate General Councel – Technology, Data & IP, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa/Gojek), Agus Sudibyo (peneliti media), dan Yustinus Prastowo (moderator).

Dalam seminar ini Ketua Panitia Lustrum 50 Tahun STF Driyarkara Romo Dr. Hironimus Dei Rupa OFM, menyinggung latarbelakang pemilihan tema: Masih Adakah Privasi di Era Digital? Tema ini, terangnya, sangat aktual karena saat ini orang hidup di era digital dan terus menantang bagaimana orang Indonesia menggunakan media sosial secara bijak dan baik.

Ia menambahkan, tema tersebut urgen untuk didiskusikan karena ada dua kemungkinan yang dihadapi orang saat ini terkait dengan penggunaan media sosial.

Peserta Seminar [inakoran.com/InaTv}

 

“Pertama, ada kecenderungan untuk mengekspos diri kita supaya diakui di media sosial. Kita jumpa banyak orang, sejak bangun tidur hingga malam hari, mau mengekspos segala sesuatu tentang dirinya di media sosial,” kata Romo Hironimus.  

Kedua,  di sisi lain ditemukan praktik-praktik di era digital, di mana data-data pribadi dengan sengaja dibocorkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Apakah sistem sekuritinya belum bagus, sehingga dengan mudah orang lain mengakses data-data pribadi kita,” tuturnya.

Menurut Hironimus, seminar ini mengingatkan semua pihak, khususnya pemerintahan di negara ini agar kembali melihat perannya  dalam melindungi dan menjamin setiap warga negara memperoleh harmonisasi sebagai makhluk politis.

“Kita dipanggail untuk terlibat di media sosial dan publik, karena media merupakan salah satu pilar  demokrasi. Namun, keterlibatan  kita di media sosial, tidak pernah boleh mengorbankan privasi mereka yang terlibat di dalamnya. Kekacauan akan terjadi kalau kita tidak menghargai privasi pribadi orang lain,” tegas pengajar STF ini.

Simak video InaTv terkait gaya hidup di era digital dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia maju.

 

Acara seminar, tuturnya, merupakan salah satu dari kegiatan perayaan 50 tahun STF. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, STF menyadari bahwa perjalanan 50 tahun merupakan sebuah proses yang cukup panjang untuk sebuah sekolah tinggi dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.

Perayaan 50 tahun yang sudah dimulai sejak Januari 2019  hingga November  nanti,  dipayungi oleh tema besar: 50 Tahun STF Driyarkara, Keterlibatan Filsafat Dalam Membangun Indonesia.

“Jadi dengan tema ini, kita ingin mengatakan bahwa Filsafat bukan ilmu yang mengambang atau ilmu yang abstrak, tetapi justru menantang diri kami sendiri apakah betul STF Driyakara beserta alumninya  telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk bangsa dan negara ini,” tegas pastor asal Flores ini.



 

KOMENTAR