Meski Ditentang Negara Sekutu di Eropa, Trump Tetap Nekat Bawa AS Cabut Dari WHO di Tengah Pandemi Covid-19

Sifi Masdi

Wednesday, 08-07-2020 | 08:54 am

MDN
Presiden AS Donald Trump [ist]

Washington, Inako

Niat Presiden Amerikat Serikat (AS) Donald Trump untuk mengeluarkan AS dari WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia ditentang sejumlah negara sekutu di Eropa. Meski demikian, Trump tetap nekat pada keputusan. Dampak dari keputusan itu, AS akan secara bertahap mengurangi sumbangan dananya ke WHO hingga 2021.

BACA JUGA: Trump Dapat Menggunakan Kekuatan Pertahanan untuk Produksi Obat Domestik

Sejumlah alasan yang membuat Trump mau cabut dari WHO karena organasi tersebut sudah dikendalikan China. Selain itu, Trump juga  menuding badan pimpinan Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus sudah menyesatkan dunia dengan memberi informasi ngawur mengenai Covid-19.

BACA JUGA: NASA mengenai Boeing dengan 80 rekomendasi sebelum tes ruang angkasa berikutnya

Salah seorang pejabat AS dalam pernyataan yang dirilis CBS News, mengatakan bawa AS sudah meminta WHO mereformasi diri, namun organisasi tersebut menolak.

"Karena mereka gagal untuk melaksanakan permintaan reformasi yang penting, maka kami akan segera mengakhiri kerja sama," jelas si pejabat.

BACA JUGA: Goa Batu Cermin Kembali Ditata untuk Tingkatkan Arus Wisatawan ke Labuan Bajo

Sekedar info, berdasarkan resolusi Kongres AS 1948, penarikan AS bakal diproses selama setahun. Washington harus membayar dulu kewajiban yang belum dilunasi. Meski hingga saat ini Trump belum menjabarkan langkah AS keluar dari WHO, namun AS harus memenuhi klausul soal kewajiban membayar.

Penarikan itu jelas memberi dampak besar bagi finansial WHO, apalagi di tengah berbagai program penyediaan kesehatan yang mereka laksanakan.

Seperti diketahu, Trump pertama kali melontarkan kritik pada WHO pada April, ketika menyebut bakal membekukan dana kecuali ada "peningkatan signifikan".

Kemudian sebulan berselang, presiden 74 tahun itu menyatakan akan keluar dan mengalihkan kontribusi mereka ke tempat lain.

"Dunia sekarang menderita sebagai akibat dari penyelewengan yang dilakukan pemerintah China," jelasnya dalam konferensi pers.

 

 

KOMENTAR