Neraca Perdagangan Indonesia September Surplus US$ 227 juta
"Senang dengan arahnya sudah mulai membaik. Dari sisi neraca perdagangan, terutama nonmigas, September sudah menunjukkan positif, meskipun migas masih negatif,"
Jakarta, Inako
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada bulan September mengalami surplus US$ 227 juta. Angka ini didasarkan pada realisasi ekspor US$ 14,83 miliar dan impor US$ 14,60 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengaku senang dengan kondisi tersebut. Dia mengatakan, surplus neraca dagang ini dikarenakan sektor ekspor nonmigas yang tercatat masih positif walau mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
"Senang dengan arahnya sudah mulai membaik. Dari sisi neraca perdagangan, terutama nonmigas, September sudah menunjukkan positif, meskipun migas masih negatif," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/10/2018).
Sementara untuk sektor migas masih tercatat negatif. Sri Mulyani berharap supaya program Biodiesel 20% atau B20 bisa mulai terasa dampaknya hingga akhir tahun, sehingga konsumsi impor akan tercatat positif.
"Kita tentu berharap dengan B20 bisa menurunkan konsumsi, sehingga nanti akhir tahun bisa tercapai positif. Tetapi trennya sudah benar, meski rate-nya harus akselerasi lebih cepat," katanya.
Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa penurunan impor terjadi karena adanya penyesuaian atas Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atau pajak impor. Ada sebanyak 1.147 barang impor yang pajaknya dinaikkan.
"Yang lainnya kita mengharapkan industri manufaktur lebih cepat lah. Jadi ekspornya. Karena pertumbuhan ekspornya masih sangat kecil, belum meningkat. Tapi impor walaupun growth-nya turun, tapi yoy masih 14%, itu masih terlalu tinggi," tuturnya.
TAG#Kementerian Keuangan, #BPS, #Neraca Perdagangan, #Surplus, #Ekspor, #Impor, #Sri Mulyani
188649881
KOMENTAR