Oksigen Medis RSUP Dr Sardjito Yogya Kembali Menipis

Hila Bame

Sunday, 11-07-2021 | 05:11 am

MDN

 

JAKARTA, INAKORAN

 Lonjakan kasus varian delta covid19 di tanah air menyedot persediaan tabung oksigen. Stok oksigen di sejumlah rumah sakit di tanah air dilaporkan menipis akibat terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengingatkan masyarakat untuk tidak menimbun oksigen di rumah.

Ada 33 pasien RSUP dr Sardjito meninggal karena kehabisan oksigen pada Sabtu (2/7) dan Minggu (3/7) pekan lalu. Sejumlah pihak menyebut korban tewas bahkan lebih banyak lagi yakni 63 orang pasien.


BACA:  

Singapura Batasi Izin Masuk Warga Indonesia Pasca Covid-19 Meledak


Persediaan oksigen *medis Rumah Sakit Umum Pusat *(RSUP) dr Sardjito,Sleman,  Yogyakarta hari  Sabtu (10/7) dilaporkan kembali menipis.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Oksigen Yogyakarta Tri Saktiyana menuturkan, pasokan oksigen tambahan saat ini tengah didatangkan dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Iya (menipis). Tapi sudah mau diisi lagi kok ini. Ini baru berjalan dari arah Jawa Barat dan dari Jawa Timur. Ada satu yang sudah sampai Solo," kata Tri Saktiyana saat dihubungi.

Menurut Tri, pasokan oksigen tambahan dari Jawa Barat sebanyak 20 ton dan rencananya masih akan dibagi ke 10 rumah sakit di DIY. RSUP dr Sardjito sendiri menerima jatah sekitar 2-3 ton.

Sementara dari Jawa Timur, Tri mengaku kurang paham berapa jumlahnya. Ia memperkirakan alokasi minimal 2 ton untuk RSUP dr. Sardjito.

"Mudah-mudahan bisa cepat sampainya tapi yang di Solo juga masih ngisi-ngisi (rumah sakit) di Solo sebentar," imbuh Tri.

Lebih jauh, Tri menyebut saat ini berbagai rumah sakit di Pulau Jawa telah membangun jejaring demi mengantisipasi masalah kelangkaan oksigen ini.

Tiap-tiap rumah sakit lewat sistem informasi RS Online diminta melaporkan ketersediaan masing-masing oksigen setiap harinya sebelum pukul 12.00 WIB.

"Dari data terpetakan mana yang mau habis katakanlah lebih dari 3 hari, kurang dari 3 hari dan seterusnya. Kita warnai ada yang merah, ada yang hitam, seperti zonasi. Nanti zonasinya bisa jadi zonasi rumah sakit dalam hal oksigen. Ini sudah dilakukan dengan sistem, jadi terkontrol di Kementerian Kesehatan," paparnya.

"Karena memang ini tidak bisa diselesaikan di daerah sendiri, harus terkoneksi antar daerah," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Yogyakarta ini.

Satgas Oksigen di DIY sendiri juga berupaya mencarikan sumber atau pemasok oksigen dari segala penjuru melalui kontrak kerja. Sifatnya, bisnis-ke-bisnis.

"Kemudian kalau ada semacam CSR (tanggung jawab sosial) dari BUMN itu kita arahkan ke sana yang ke rumah sakit yang sedang kritis gitu," pungkasnya.

 

KOMENTAR