Pasokan Gas LPG Sulit di Perbatasan, Begini Pendapat Ahlinya

Rizkia

Wednesday, 13-10-2021 | 17:26 pm

MDN

Balikpapan,Inako

 

Kalimantan tercatat sebagai daerah terbesar ketiga yang menghasilkan minyak dan gas untuk memasok kebutuhan masyarakat luas di Indonesia bahkan hingga keluar negeri. Hal ini juga diakui oleh dunia sendiri sejak jaman penjajahan Indonesia khususnya Kalimantan adalah penghasil minyak dan gas yang sangat melimpah. Namun hal ini tidak sebanding dengan kelangkaan tabung gas LPG 3 kilogram dan solar yang menyebabkan antri hingga seharian.

“Realitanya berbeda seperti di yang disebutkan tadi di Nunukan 1 daerah hanya 2 pom bensin dan suplai LPG sulit, karena di Kalimantan itu yang keluar merupakan gas jenis C1 dan C2 yang mana merupakan bahan baku untuk BBG (Bahan Bakar Gas.Red) sehingga penjualannya ke Korea dan Jepang,” papar Akademis dan Pengamat Perminyakan Indonesia, Prof. Dr.-Ing Ir Rudi Rubiandini saat mengisi materi Tata Kelola Hulu Migas dan Tantangan Kedepan, di hotel Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur, (12/10/2021).

Ia berpendapat terhadap pengurangan pasokan yang terjadi saat ini adalah karena orang-orang yang bermain ditengah sehingga pasokan yang seharusnya mencukupi namun tidak sampai kepada yang membutuhkan dan terjadi kelangkaan juga harga yang mahal. “Kalau ilmu ekonomi ya barang langka harga meroket yang seharusnya sampai ke Nunukan malah ditengah dimainkan sehingga pasokan langka untuk mendapat untung lebih,” kelakar mantan wamen Energi dan Sumber Daya Mineral ketiga itu.

Ia menerangkan bahwa Public Servis Obligation (PSO) yang harusnya diterima masyarakat tidak dinikmati oleh masyarakat seperti semestinya sehingga tingginya angka penyerapan gas alam di Kalimantan Utara bukan tolak ukur. “Masyarakat perbatasan khususnya harus menuntup pada pemerintah karena hal itu merupakan hak masyarakat untuk mendapatkan yang sama seperti yang dirasakan oleh masyarakat perkotaan,” terangnya disambut tepuk tangan peserta Temu Media SKK Migas pagi itu.

Kelangkaan terhadap gas LPG di Kalimantan khususnya Kalimantan Utara bukan pertama kalinya hal ini ditenggarai dengan tingginya permintaan namun rendahnya pasokan sehingga terjadi kelangkaan.

KOMENTAR