Patrick Walujo Optimis GOTO Capai Break-Even di Akhir 2024
Jakarta, Inakoran
CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), Patrick Walujo, optimis bahwa perusahaan telah mendekati titik impas atau breakeven dalam kinerjanya sejak melantai di Bursa Efek Indonesia tiga tahun lalu. Dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Patrick mengungkapkan pencapaian kinerja GOTO yang mengarah pada target impas dengan menggunakan indikator finansial adjusted EBITDA sebagai tolok ukur utama.
Patrick menjelaskan bahwa adjusted EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) merupakan indikator yang lebih representatif dalam mengukur arus kas operasional perusahaan dibandingkan dengan indikator lain seperti EBITDA atau net margin.
Adjusted EBITDA adalah versi modifikasi dari EBITDA yang mengabaikan komponen-komponen yang tidak melibatkan pengeluaran tunai, salah satunya adalah Employee Stock Ownership Plan (ESOP) atau program kepemilikan saham bagi karyawan.
“Adjusted EBITDA adalah proksi terdekat terhadap arus kas operasional kami. Pada EBITDA standar, kami masih memasukkan ESOP, tetapi di adjusted EBITDA, ESOP tidak kami masukkan karena ESOP bukanlah komponen tunai,” jelas Patrick.
BACA JUGA:
Harga Minyak Dunia Kembali Naik: Dampak Keputusan OPEC+
Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa, 5 November 2024
Copot Nicke Widyawati, Erick Thohir Tunjuk Simon Aloysius sebagai Dirut Pertamina
Menurut Patrick, GOTO telah menunjukkan progres signifikan menuju titik impas. Ia mengungkapkan bahwa adjusted EBITDA GOTO mulai positif sejak kuartal IV tahun 2023. Namun, secara kumulatif, perusahaan masih mencatatkan adjusted EBITDA negatif sekitar USD 250 juta sepanjang tahun 2023. Kendati demikian, tren kinerja di tahun 2024 menunjukkan arah yang positif dan diproyeksikan mencapai titik impas pada akhir tahun.
Pada awal tahun 2024, adjusted EBITDA GOTO sempat mencatat angka negatif sekitar USD 14-15 juta di kuartal I, dan turun ke angka negatif satu digit di kuartal II. Patrick menambahkan bahwa GOTO berhasil membukukan adjusted EBITDA positif pada kuartal III dan terus menunjukkan tren positif hingga kuartal IV.
“Jika melihat performa kuartal III yang positif dan tren kuartal IV yang positif juga, kami optimis GOTO tidak hanya mencapai titik impas di akhir tahun, tetapi bahkan sedikit profit,” tambah Patrick.
Tantangan dan Strategi
Sejak melantai di bursa pada tahun 2021, GOTO menghadapi tantangan untuk mencapai profitabilitas di tengah ketatnya persaingan industri teknologi di Indonesia. Dengan latar belakang merger antara dua perusahaan besar, yaitu Gojek dan Tokopedia, GOTO memiliki tujuan untuk menciptakan sinergi dan efisiensi operasional. Fokus pada peningkatan kinerja operasional melalui adjusted EBITDA menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memastikan keberlanjutan bisnis sekaligus menarik minat investor.
Strategi GOTO yang tidak hanya mengandalkan pertumbuhan pendapatan tetapi juga efisiensi biaya, serta optimalisasi layanan kepada konsumen dan mitra, menjadi pilar utama dalam upaya mencapai profitabilitas.
Optimisme yang diungkapkan Patrick terkait pencapaian titik impas tentu menjadi berita baik bagi para pemegang saham dan investor. Keberhasilan mencapai adjusted EBITDA positif menunjukkan bahwa GOTO berada di jalur yang benar menuju profitabilitas. Dengan terus memantapkan strategi efisiensi biaya dan pertumbuhan kinerja, GOTO diharapkan dapat mempertahankan posisi kuat di industri teknologi dan ekonomi digital Indonesia.
Pencapaian ini juga menjadi sinyal bagi para pelaku industri lain bahwa perusahaan teknologi yang mengalami fase pertumbuhan pesat dapat mencapai titik impas dengan strategi yang tepat. Bagi para investor, hal ini memberikan harapan bahwa investasi mereka di sektor teknologi Indonesia berpotensi memberikan hasil yang positif.
KOMENTAR