Pemerintah China Larang ByteDance Jual TikTok di AS

Sifi Masdi

Monday, 31-08-2020 | 16:08 pm

MDN
Ilustrasi TikTok [ist]

 

Beijing, Inako

Upaya Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menguasai TikTok yang beroperasi di AS bakal sulit terwujud. Hal itu terjadi setelah China melarang ByteDance, pemilik TikTok, untuk menjual TikTok tanpa persetujuan peemerintah. Seperti diketahui ada dua perusahan yang berniat mengakuisisi TikTok di AS, yaitu Microsoft Corp dan Oracle Corp.

Larangan tersebut mengacu pada aturan baru pemerintah China  yang membatasi ekspor teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti pengenalan teks dan ucapan serta teknologi yang menganalisis data untuk membuat rekomendasi konten yang dipersonalisasi. Aturan pembatasan tersebut ditambahkan ke daftar revisi produk pengawasan ekspor yang diterbitkan di situs web Kementerian Perdagangan Jumat malam (28/8).

 

"Izin pemerintah akan diperlukan untuk transfer ke luar negeri untuk "menjaga keamanan ekonomi nasional," kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut seperti dirilis Bloomberg, Minggu (30/8). 

Pembatasan baru mencakup teknologi yang digunakan ByteDance di TikTok, akan membuat Bytedance harus meminta persetujuan pemerintah untuk kesepakatan apa pun. Menurut si sumber, aturan baru itu bertujuan untuk menunda penjualan dan bukan larangan langsung.

Caption

 

Sebagaimana diketahui, sebelum pemerintah China mengeluarkan larangan, Presiden AS Donald Trump mengatakan ByteDance harus menjual operasional TikTok di AS karena dugaan risiko keamanan nasional. Microsoft Corp dan Oracle Corp. telah mengajukan tawaran  kepada ByteDance untuk mengakuisisi bisnis TikTok di AS.

Sementara Centricus Asset Management Ltd. dan Triller Inc. dikatakan telah membuat penawaran pada menit terakhir pada hari Jumat untuk membeli operasi TikTok di beberapa negara seharga US$ 20 miliar.

 


 

 

KOMENTAR