Pengaduan Konsumen ke YLKI di 2017 Didominasi Masalah Belanja di Toko Online

Inakoran

Sunday, 21-01-2018 | 11:03 am

MDN
Ilustrasi belanja di toko online [ist]

Jakarta, Inako



Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia  (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, sepanjang tahun 2017  pengaduan  konsumen ke YLKI didominasi oleh aduan belanja di toko online, kemudian disusul biro  biro perjalanan umrah.

Menurut Tulus, selama tahun 2017  YLKI telah menerima pengaduan konsumen sebanyak 642 aduan. Dari jumlah ini pengaduan yang berasal dari toko online mendominasi dengan 101 aduan.

Tulus menambahkan, tingginya pengaduan terkait masalah belanja online karena belum adanya regulasi yang menjadi payung hukum terhadap proses belanja online.

"Karena masih lemahnya regulasi. Pemerintah belum juga sah kan RPP itu (Rancangan Peraturan Pemerintah soal Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik), padahal itu payung untuk online," kata Tulus saat konferensi pers di Kantor YLKI, Duren Tiga, Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Sementara itu, pada bulan Desember 2017 atau saat pelaksanaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pengaduan konsumen kepada YLKI alami peningkatan.

Tulus mengungkapkan, selama bulan Desember, YLKI menerima 71 pengaduan dimana  33 pengaduan terkait permasalahan belanja online, jumlah itu mencapai 46 persen dari total pengaduan. Atau meningkat 40 persen dari periode yang sama di tahun 2016 sebesar 6 persen.

Berdasarkan data yang dliris oleh YLKI, beberapa  toko online yang paling sering diadukan: (1). Lazada 18 aduan; (2) Akulaku 14 aduan; (3) Tokopedia 11 aduan; (4) Bukalapak 9 aduan; (5) Shopee 7 aduan; (6). Blibli 5 aduan; (7) JD.ID 4 aduan; dan (8) Elevenia 3 aduan.

 

 

KOMENTAR