Persaingan Emiten Properti di IKN: Pakuwon, Ciputra, dan Intiland

Sifi Masdi

Thursday, 15-08-2024 | 09:44 am

MDN
Progres pembangunan properti di Ibu Kota Nusantara [ist]


 

 


Jakarta, Inakoran

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi magnet bagi emiten-emiten properti besar di Indonesia. Dengan potensi keuntungan yang besar, para pengembang berlomba-lomba untuk memperluas bisnis mereka di kawasan strategis ini. PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), dan PT Intiland Development Tbk. (DILD) adalah beberapa nama besar yang telah mempersiapkan proyek-proyek ambisius di IKN, masing-masing dengan strategi dan keunggulan tersendiri.

 

Pakuwon Jati, melalui Pakuwon Group, telah menyatakan komitmen mereka untuk berinvestasi besar-besaran di IKN. Dengan total nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp5 triliun, perusahaan ini akan mengembangkan superblok yang mencakup berbagai fasilitas, mulai dari hotel hingga pusat perbelanjaan.

 

Ivy Wong, Director of Business Development Pakuwon Group, menyebutkan bahwa tahap awal proyek ini akan dimulai dengan pembangunan hotel yang memiliki 295 kamar. Selanjutnya, superblok ini akan diperluas dengan tambahan kondominium, pusat perbelanjaan, dan tiga hotel lainnya.

 

Dengan lahan seluas 7,2 hektare yang berada di Kawasan Sumbu Kebangsaan, tepat di depan tugu ‘Titik Nol’, Pakuwon Nusantara menggandeng Grup Marriott International untuk membangun Hotel Four Points by Sheraton. Setelah itu, akan dibangun pusat perbelanjaan, Hotel Tribute Portfolio by Marriott, Hotel Westin, dan ballroom. Rencana ambisius ini diharapkan akan selesai dalam dua tahun, dengan dana sekitar Rp615 miliar yang sudah disiapkan untuk tahap pertama.

 

Ciputra Fokus Bangun Rusun

Sementara itu, Ciputra Development sedang mempersiapkan proyek mereka di IKN dengan pendekatan yang lebih bertahap. Harun Hajadi, Direktur CTRA, menjelaskan bahwa perusahaan telah menyelesaikan studi kelayakan untuk pembangunan 10 rumah susun (rusun) di IKN. Proyek ini diharapkan akan segera memasuki tahap groundbreaking setelah mendapatkan persetujuan dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

 


 

BACA JUGA:

Anggaran HUT RI di IKN Telan Biaya Rp87 Miliar: Pemborosan atau Investasi?

Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis, 15 Agustus 2024

Prabowo Tegaskan Ruang Anggaran untuk IKN Cukup Besar 

Prabowo Subianto:  Saya Sendiri  Investor di IKN

 

 


 

CTRA berencana membangun 10 tower rusun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan total investasi Rp3,5 triliun. Selain itu, CTRA juga merencanakan pengembangan kawasan terpadu dengan konsep MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), yang terintegrasi dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

 

Meski pada awalnya Ciputra merencanakan pengembangan di lahan seluas 300 hektare, tahap pertama akan difokuskan pada 150 hektare, dengan prioritas pembangunan infrastruktur dasar dalam 1-2 tahun pertama.

 

Proyek Ambisius Intiland

Dari ketiga emiten, Intiland Development telah melakukan langkah yang lebih konkret. Pada 12 Agustus 2024, Intiland melaksanakan peletakan batu pertama untuk tiga proyek besar di IKN. Proyek pertama adalah Grand Whiz Nusantara, sebuah kawasan mixed-use seluas 0,72 hektare yang mencakup hotel, serviced apartment, area ritel, pusat olahraga, dan fasilitas food and beverage.

 

 

 

 

Proyek kedua adalah Nusantara Quarter, yang akan dibangun di lahan seluas 6,7 hektare dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD), mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersial dengan akses transportasi publik. Proyek ketiga adalah Royale Nusantara Golf Resort & Residence, kawasan hunian eksklusif dengan lapangan golf internasional seluas 200 hektare.

 

Theresia Rustandi, Presiden Direktur PT Inti Kolaborasi Nusantara, entitas yang mempersiapkan proyek-proyek Intiland di IKN, menjelaskan bahwa pengembangan tiga proyek ini akan memakan biaya investasi sekitar Rp3,8 triliun. Proyek Grand Whiz Nusantara akan menjadi prioritas utama karena kebutuhan pasar yang tinggi, diikuti oleh pembangunan TOD dan kawasan hunian di sekitar lapangan golf.

 

Rekomendasi Saham

Langkah strategis ketiga emiten ini di IKN menjadi sorotan para pelaku pasar. Sejumlah sekuritas melihat prospek positif bagi PWON, CTRA, dan DILD, terutama karena proyek-proyek di IKN diperkirakan akan memberikan tambahan kontrak baru dan peningkatan marketing sales yang signifikan.

 

Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset, misalnya, menyarankan rekomendasi add untuk saham PWON dengan target harga antara Rp460 hingga Rp510 per saham, serta rekomendasi buy on weakness untuk saham CTRA dengan target harga antara Rp1.255 hingga Rp1.460 per saham.

 

Di sisi lain, Mirae Asset merekomendasikan hold untuk saham DILD dengan target harga Rp192 per saham. Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI) juga memberikan rekomendasi buy untuk DILD dengan target harga Rp190 per saham, CTRA dengan target harga Rp1.365 per saham, dan PWON dengan target harga Rp480 per saham.

 

KOMENTAR