Perusahaan Gas Negara Tebar Dividen US$ 222,4 Juta

Sifi Masdi

Friday, 31-05-2024 | 14:19 pm

MDN
Pergerakan PGAS dalam perdagangan Jumat (31/5/2024)  [inakoran]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah mengumumkan pembagian dividen sebesar US$ 222,43 juta dari laba tahun buku 2023. Keputusan ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada Kamis, 30 Mei.

 

PGAS mencatatkan laba sebesar US$ 278,09 juta pada tahun 2023, menunjukkan penurunan 14,75% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 326,23 juta. Dalam agenda Penetapan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2023, pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen sebesar US$ 222,43 juta.

 

“Sisanya, sebesar US$ 55,62 juta, akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk kegiatan pengembangan bisnis,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.

 

Menurut analis CGS International Sekuritas, Bob Setiadi dan Rut Yesika Simak, manajemen PGAS telah menaikkan panduan untuk spread distribusi gas pada tahun 2024 dari US$ 1,4 - US$ 1,7 per mmbtu menjadi US$ 1,6- US$ 1.8 per mmbtu.

 


 

BACA JUGA:

Saham Bank Jumbo Kompak Naik Hari Ini

Saham Milik Prajogo Pangestu dan Boy Thohir Jadi Incaran Asing 

Elon Musk  Berencana Bikin  Superkomputer xAI: Revolusi AI dengan Grok 

Saham BREN Milik Prajogo Pangestu Lepas Suspensi: Masuk Papan Pemantauan Khusus

 


 

PGAS mengakui adanya ketidakseimbangan antara supply-demand dalam distribusi gas, dengan oversupply di Jawa Timur dan undersupply di Jawa Barat. Sebagai respons, PGAS telah aktif mencari supply tambahan dari blok-blok non-Coridor dan memanfaatkan LNG melalui unit regasifikasi terapung (FSRU) di Lampung mulai Mei 2024.

 

 

 

PGAS mempertahankan panduan volume distribusi gas di tahun 2024 sebesar 954 bbtud. Target ini direncanakan akan dicapai dengan mempercepat akuisisi pelanggan baru.

 

Terkait kasus LNG Gunvor, PGAS berharap dapat segera menandatangani perjanjian penyelesaian untuk kontrak-kontrak di tahun 2024, dan menargetkan untuk mengamankan kontrak untuk setengah supply yang telah disepakati pada tahun 2025-2027.

 

PGAS juga mempertahankan panduan belanja modal di tahun 2024 sebesar US$ 361 juta, naik US$ 232 juta di tahun 2023 untuk investasi baru. Investasi tersebut meliputi pipeline transportasi minyak Cikampek-Plumpang, sebanyak 117 ribu sambungan gas rumah tangga pada tahun 2024, dan revitalisasi hub LNG Arun.

 

Proyeksi dan Rekomendasi

Tim Analis CGS International Sekuritas memprediksi bahwa situasi undersupply di Jawa Barat akan berlanjut hingga selesainya pipeline gas Cirebon-Semarang pada tahun 2025 atau eksplorasi yang sukses di blok Corridor. Hal ini diperkirakan akan berdampak negatif terhadap volume distribusi gas PGAS, sehingga proyeksi volume mereka diturunkan sebesar 3% - 6% pada 2024 - 2026.

 

Namun, penurunan volume ini diperkirakan akan diimbangi oleh kenaikan spread distribusi gas, yang dapat mencapai US$ 1,8 - US$ 2 per mmbtu pada 2024-2026.

 

“Secara keseluruhan, EBITDA PGAS tahun 2024-2026 diperkirakan naik sebesar 5%-9% dan laba bersih bisa naik sebesar 9%-21%,” ungkap Tim Analis CGS International Sekuritas. Mereka merekomendasikan add untuk PGAS dengan target harga Rp 1.800 per saham.

 

Pengamat pasar modal dan founder WH-Project, William Hartanto, melihat bahwa pergerakan saham PGAS tengah dalam masa uptrend dengan level support Rp 1.560 per saham serta resistance Rp 1.640 per saham dan Rp 1.720 per saham. “Ada dua resistance, karena saat ini pergerakan saham PGAS sudah mendekati level resistance pertama,” ujarnya. William pun merekomendasikan beli untuk PGAS dengan target harga Rp 1.640 - Rp 1.720 per saham dan batas stop loss di Rp 1.560 per saham.


 


 

KOMENTAR