Peter Yan: Das Netzwerk akan Memperkuat Jaringan Sesama Alumni Jerman
Jakarta, Inakoran
Dalam era globalisasi saat ini, kolaborasi internasional menjadi salah satu kunci penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan bilateral antara negara. Salah satu upaya untuk memperkuat hubungan ini adalah melalui pembentukan jejaring alumni yang bertujuan untuk menjembatani berbagai kepentingan antarnegara. Dalam konteks ini, Das Netzwerk yang digagas oleh beberapa Alumni Jerman hadir sebagai upaya untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan di antara para alumni Jerman yang selama ini dirasakan semakin melemah.
Peter Yan, salah satu alumni Jerman dan juga anggota formatur Das Netzwerk menjelaskan bahwa Netzwerk berarti “Jejaring”. Terbentuknya Jejaring ini karena adanya kekhawatiran terhadap menurunnya kerjasama antara Jerman dan Indonesia, yang salah satunya disebabkan oleh semakin lemahnya ikatan di antara para alumni Jerman. Jejaring yang dulunya kuat kini mulai kehilangan esensinya, yang terlihat dari berbagai kasus yang dialami oleh para mahasiswa Indonesia di Jerman.
Peter memberikan contoh kasus Ferienjob, yang melibatkan sekitar 1.000 mahasiswa Indonesia yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan saat liburan di Jerman. Jumlah ini cukup mengejutkan, mengingat pada masa lalu, meskipun teknologi belum secanggih sekarang, para mahasiswa Indonesia yang jumlahnya lebih banyak, tidak mengalami kesulitan yang serupa. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam dukungan dan solidaritas antar sesama mahasiswa yang dulu lebih kuat dibandingkan sekarang.
BACA JUGA:
Rekomendasi dan Arah Pergerakan Saham: Senin, 26 Agustus 2024
David Beckham Menghormati Sven-Goran Eriksson Dengan Penghormatan yang Tulus
Penangkapan dan Denda akibat Skandal Minyak Goreng di Tiongkok
Megawati: Yang Namanya Kekuasaan Itu Memang Enak
Menurut Peter, pada masa lalu, sekitar 6.000 mahasiswa Indonesia menuntut ilmu di Jerman dalam kondisi yang jauh lebih terbatas dibandingkan dengan kondisi saat ini. “Belum ada handphone, belum ada internet, namun para mahasiswa tersebut tidak mengalami kesulitan yang signifikan. Mereka mampu bertahan dan menjalani kehidupan dengan baik, meskipun secara finansial mungkin lebih sulit dibandingkan mahasiswa saat ini,” tutur Peter dalam wawancara dengan Inakoran dalam deklarasi Das Netzwerk Alumni Jerman di Jakarta, Sabtu (24/8/2024)
Namun, kenyataan bahwa 1.000 mahasiswa Indonesia yang mencari kerja saat liburan di Jerman mengalami kesulitan dan hidup terlunta-lunta di Jerman. Kasus Friendjob ini menjadi salah satu alasan utama dibentuknya Das Netzwerk Alumni Jerman. Diharapakan lewat Jejaring ini solidaritas dan Kerjasama antar-sesama alumni Jerman semakin kuat.
Lebih lanjut pria asal NTT ini mengatakan bahwa kasus Ferienjob ini juga menyoroti pentingnya penyampaian informasi yang akurat kepada para mahasiswa. Misalnya, terdapat kekeliruan informasi mengenai konversi kerja selama liburan menjadi Satuan Kredit Semester (SKS). Dalam diskusi dengan sesama alumni Jerman, tegasnya, disimpulkan bahwa hal tersebut merupakan informasi yang tidak benar. Kerja saat liburan tidak seharusnya dikonversi menjadi SKS, dan pemahaman yang salah ini bisa dihindari jika ada bimbingan dari para alumni yang lebih berpengalaman.
“Menurut saya, hal ini bisa terjadi, karena ada kesalahan informasi. Maka perlu dijelaskan adalah bahwa Feriendjob itu adalah kesempatan bagi para mahasiswa di Jerman untuk bekerja pada waktu liburan (sekolah/kuliah). Saya tidak tahu mengapa masalah ini bisa terjadi,” tambah Peter.
Peran Alumni
Menurut pakar transportasi ini, para alumni Jerman memiliki peran penting dalam memberikan penjelasan dan pemahaman yang tepat mengenai berbagai hal terkait kehidupan mahasiswa di Jerman, termasuk peraturan terkait pekerjaan dan visa. Pasalnya, sebagai alumni, mereka lebih memahami dinamika kehidupan di Jerman dan dapat menjadi jembatan dalam mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul di kemudian hari.
Ia pun berharap agar lewat Das Netzwerk ini, Alumni Jerman bisa berkumpul serta berdiskusi berbagai masalah antara Indonesia dan Jerman, sehingga dapat berperan sebagai jembatan komunikasi antara kedua negara.
Ia yakin para alumni memiliki potensi besar untuk menjembatani berbagai masalah yang mungkin timbul akibat kesalahan komunikasi atau pemahaman yang tidak tepat. Namun, ia kembali menekan bahwa para alumni tidak ditugaskan untuk menangani kasus-kasus kriminal atau Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) seperti dalam kasus Friendjob. Itu adalah tanggung jawab dan wewenang Bareskrim atau kepolisian.
Dengan keberadaan Das Netzwerk Alumni Jerman, Peter yakin hubungan antara Indonesia dan Jerman dapat kembali diperkuat melalui solidaritas dan dukungan yang lebih baik antar sesama alumni, serta penyampaian informasi yang lebih akurat dan relevan kepada para mahasiswa atau pekerja Indonesia yang ingin bekerja di Jerman.
KOMENTAR