Pidato di Markas Besar PBB, Zelenskyy Minta Dukungan Internasional

Binsar

Wednesday, 20-09-2023 | 10:09 am

MDN
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato di depan para pemimpin dunia pada Sidang Umum PBB di New York pada 19 September 2023 [ist]

 

 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pidatonya di Markas PBB New York, pada hari Selasa (19/9) mencoba menggalang dukungan internasional bagi negaranya yang saat ini sedang berperang dengan Rusia.

Dilansir dari Kyodonews, Zelenskyy menegaskan bahwa pertaruhan perang yang sedang berlangsung di Rusia tidak hanya bagi Kyiv tetapi juga bagi seluruh dunia.

Ukraina bergabung secara langsung dengan Majelis Umum PBB untuk pertama kalinya sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Zelenskyy menuduh Moskow menjadikan hal-hal seperti pangan dan energi sebagai senjata selain dalam menekan lawan.

Menurutu Zelenskyy manipulasi Rusia terhadap harga pasar yang berdampak bagi Afrika hingga Asia, bertujuan untuk menekan negara lain agar mengakui wilayah yang direbut oleh Moskow.

“Tujuan perang melawan Ukraina saat ini adalah untuk mengubah tanah kami, rakyat kami, kehidupan kami (dan) sumber daya kami menjadi senjata melawan Anda, melawan tatanan berbasis aturan internasional”, kata Zelenskyy.

 

 

“Banyak kursi di ruang Majelis Umum mungkin akan kosong jika Rusia berhasil melakukan pengkhianatan dan agresinya,” katanya, sembari menyerukan lebih banyak negara untuk berpihak pada Ukraina.

Tanpa mengatakan kapan atau di mana, Zelenskyy mengungkapkan bahwa dia sedang mempersiapkan pertemuan puncak perdamaian global, meminta para pemimpin asing untuk mengambil bagian dalam acara yang direncanakan tersebut untuk menunjukkan penolakan mereka untuk menoleransi agresi semacam ini.

Kemunculannya di markas besar PBB terjadi ketika Ukraina sedang berjuang untuk mendapatkan dukungan luas dari negara-negara berkembang dan mengusir pasukan Rusia dari wilayah selatan dan timur dalam serangan balasan.

Sejumlah negara berkembang yang memiliki hubungan politik yang erat dengan Rusia dan mengandalkan energinya telah berupaya untuk mengambil posisi netral dalam perang tersebut, karena mereka takut akan membuat marah Moskow.

Hal ini mungkin mencerminkan kurangnya solidaritas dari negara-negara yang disebut sebagai Global South (Global South), sehingga aula pertemuan tidak penuh.

Mengingat sejarah Rusia sebagai agresor, Zelensky juga mengecam negara tersebut karena menculik anak-anak Ukraina.

“Kami mengetahui nama puluhan ribu anak-anak dan memiliki bukti ratusan ribu lainnya yang diculik oleh Rusia di wilayah pendudukan Ukraina dan kemudian dideportasi,” katanya. “Anak-anak di Rusia diajarkan untuk membenci Ukraina dan semua hubungan dengan keluarga mereka terputus. Dan ini jelas merupakan genosida”, tutup Zelenskyy.

 

 

Sebelum mengakhiri pidatonya dan mendapat tepuk tangan meriah dari para hadirin, ia menyatakan harapan bahwa perang berkepanjangan ini akan menjadi yang terakhir di dunia.

“Ukraina melakukan segalanya untuk memastikan bahwa setelah agresi Rusia, tidak ada seorang pun di dunia yang berani menyerang negara mana pun,” katanya.

"Persenjataan harus dibatasi. Kejahatan perang harus dihukum. Orang-orang yang dideportasi harus kembali ke rumah. Dan penjajah harus kembali ke tanah mereka sendiri," katanya. “Kita harus bersatu untuk mencapainya.”

 

 

KOMENTAR