Pogba Angkat Bicara Soal Kematian George Floyd

Binsar

Tuesday, 02-06-2020 | 09:23 am

MDN
Penggawa Manchester United, Paul Pogba [ist]

Manchester, Inako

Kasus kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd, mengundang reaksi dari para sepakbola dunia. Salah satunya datang dari penggawa Manchester United Paul Pogba.

Melalui aku medsosnya, Paul Pogba menyuarakan rasa kemanusiaan atas kematian Floyd yang dilakukan oleh oknum polisi di Menniapolis, Minnesota, Amerika Serikat beberapa hari lalu.

Sebagaimana diketahui, kematian Floyd telah memicu gelombang protes hingga kerusuhan di sejumlah negara bagian Amerika Serikat dalam beberapa hari belakangan ini.

Bahkan, aksi solidaritas mulai melebar ke sejumlah negara lain di dunia karena kasus itu dilihat sebagai bentuk diskriminasi terselubung warga keturunan Afrika di Amerika Serikat.

 

Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, pemain asal Prancis itu mengecam tindakan seorang oknum polisi yang mengakibatkan hilangnya nyawa Floyd. Pogba mengaku kecewa dan sangat geram atas kejadian tersebut.

“Selama beberapa hari terakhir saya telah banyak berpikir tentang bagaimana mengekspresikan perasaan saya tentang apa yang terjadi di Minneapolis. Saya merasa marah, kasihan, benci, marah, sakit, sedih.

“Kesedihan untuk George dan untuk semua orang kulit hitam yang menderita rasisme SETIAP HARI! Baik di sepakbola, di tempat kerja, di sekolah, DI MANA SAJA!” tulis Pogba di akun Instagram pribadinya.”

“Ini harus dihentikan, sekali dan untuk selamanya! Tidak besok atau lusa, itu harus berakhir HARI INI!”

 

Baca Juga: Juventus Butuh Pogba, Nego Dengan MU Kian Intens

Baca Juga: Harga Jual Paul Pogba Turun Drastis Karena Virus Corona

Baca Juga: Ini Kronologi kematian George Floyd dan Gelombang demo di seantro A.S

 

Pogba menilai, tindakan kekerasan rasisme seperti iytu tidak bisa lagi ditoleransi.

“Rasisme adalah ketidaktahuan. CINTA adalah kecerdasan. BERHENTI keheningan. BERHENTI rasisme.” Tandasnya.

Floyd diketahui tewas akibat ‘kuncian’ lutut seorang polisi di lehernya. Hal tersebut berawal dari Floyd yang dituduh memakai uang palsu di sebuah toko. Mendapati kejanggalan tersebut, kasir toko menelepon polisi yang kemudian langsung menyergap George Floyd di lokasi kejadian.

Padahal, Floyd sendiri terlihat telah mengikuti perintah dari polisi untuk tidak melakukan perlawanan. Akan tetapi, polisi bernama Derek Chauvin terus menekan leher Floyd dengan lututnya. Floyd pun tidak bisa bernapas hingga terkulai lemas dan dinyatakan tewas saat perjalanan menuju rumah sakit.

George Floyd adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun. Ia tewas usai lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, slaah satu dari emapt polisi Minneapolis yang menahannya.

Sebagaimana dilansir AFP, George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (Rp 292 ribu) pada Senin (25/5/2020) lalu. Penangkapan George yang terekam dalam sebuah video yang menjadi viral tersebut memperlihatkan Chauvin menekan leher George.

Padahal ia dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih tujuh menit. Dalam video itu terlihat George berkali-kali merintih kesakitan dan mengaku sulit bernafas.

 

Ia bahkan sempat menangis dan memanggil ibunya sesaat sebelum tewas. "Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas... Mama. Mama," ujar George diiringi dengan rintihan sebelum tewas.

Beberapa masyarakat yang berada di lokasi kejadian meminta Chauvin untuk melepaskan lututnya dari leher George. Sayangnya permintaan tersebut tidak diindahkan.

Saat George tidak lagi bergerak dan merintih, ia langsung dibawa ke rumah sakit dengan mobil ambulan. Sesampainya di rumah sakit Hennepin County Medical Center, George dinyatakan meninggal dunia.

KOMENTAR