PPN 12% Tetap Berdampak pada Masyarakat Kecil dan Menengah

Timoteus Duang

Monday, 09-12-2024 | 12:08 pm

MDN
Ilustrasi

JAKARTA, INAKORAN.com - Pemerintah menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk barang-barang mewah.

Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai, kenaikan itu tidak hanya berdampak pada masyarakat kelas atas, tetapi juga golongan kecil dan menengah.

 

Hal ini terjadi melalui mekanisme ekonomi “spill over effect.” Ketika harga barang-barang mewah naik, biaya hidup secara keseluruhan juga meningkat.

"Misalnya, kenaikan tarif PPN pada kendaraan bermotor mewah dapat memengaruhi biaya logistik dan transportasi barang kebutuhan pokok,” jelas Achmad dalam keterangan resmi, dikutip Senin (9/12/2024).

Baca juga: Menko AHY: Harga Tiket Pesawat Ditargetkan Turun dalam 1-2 Minggu ke Depan

“Akhirnya, konsumen dari semua lapisan ekonomi harus membayar harga yang lebih tinggi untuk barang kebutuhan sehari-hari."

Selain itu, kelompok masyarakat kecil dan menengah juga banyak yang bekerja di sektor-sektor yang mendukung konsumsi barang mewah.

Baca juga: Hadapi Era Disrupsi Dunia Kerja, Menko PMK Minta  Industri Masuk Kampus

Ketika permintaan barang-barang mewah menurun, para pekerja itu juga akan merasakan dampak langsungnya.

"Contohnya, pekerja di industri perhotelan, catering untuk acara-acara besar, atau bahkan pedagang kecil yang berjualan di sekitar kawasan mewah bisa kehilangan pendapatan jika konsumsi di sektor ini menurun," jelas Achmad.

Baca juga: Rapat Perdana Kreditor di PN Semarang, Sritex: Kami Seperti Orang Sehat, Tiba-tiba Kepala Ditutup Kantong Plastik

Akibat lain dapat dirasakan oleh kelompok menengah yang sedang berusaha meningkatkan taraf hidup. Kelompok ini seirang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tapi juga kerap rentan terhadap kebijakan ekonomi yang merugikan.

"Ketika harga barang yang dulunya terjangkau oleh mereka menjadi lebih mahal, daya beli kelompok ini akan melemah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat mobilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi."

Baca juga: Saham AADI dan GOTO Naik Signifikan di Awal Pekan

 

KOMENTAR