Proyek Super Mewah Arab Saudi Terancam Gagal, Ada Apa?

Sifi Masdi

Sunday, 25-02-2024 | 11:29 am

MDN
Proyek Mukaad Arab Saudi [ist]

 

 

 

 

Jakarta,  Inako

 

Proyek-proyek super mewah Arab Saudi, yang menjadi buah pemikiran Putra Mahkota Kerajaan, Mohammed bin Salman, kini menghadapi ancaman serius. Meskipun awalnya menolak kritik terhadap proyek ambisiusnya, kenyataan pahit kini menyelinap bahwa beberapa megaproyek mungkin tidak dapat selesai tepat waktu.

 

Beberapa waktu lalu, pemerintah Arab Saudi mengakui kemungkinan penundaan beberapa megaproyek yang menjadi bagian integral dari rencana transformasi ekonomi negara tersebut menuju tahun 2030. Penundaan ini, meskipun dipandang sebagai langkah bermanfaat oleh Menteri Keuangan, membawa dampak serius pada nasib pembangunan proyek-proyek tersebut.

 

BACA JUGA: BPK Lakukan Audit Pembangunan Infrastruktur Dasar IKN Nusantara

 

Menteri Keuangan, Mohammed Al Jadaan, memandang penundaan ini sebagai strategi yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi ekonomi negara. Pemotongan anggaran tahunan hingga tahun 2026 diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan meredakan tekanan inflasi yang mungkin muncul akibat proyek-proyek tersebut.

 

Pemerintah sedang mempersiapkan pemotongan anggaran tahunan hingga tahun 2026. Meskipun Al Jadaan tidak merinci proyek-proyek mana yang akan terkena dampak, strategi ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan pasokan, memberikan ruang pernafasan bagi pembangunan proyek, dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

 

BACA JUGA: Pembangunan Rusun ASN-Hankam di IKN Nusantara Ditargetkan Rampung Akhir 2024

 

Menurut Al Jadaan, penundaan ini disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk membangun pabrik dan mengembangkan sumber daya manusia yang memadai. Faktor-faktor ini menjadi kendala dalam memenuhi tenggat waktu yang awalnya diharapkan.

 

 

 

 

Meskipun beberapa megaproyek terancam oleh penundaan, ada kabar baik bahwa proyek-proyek lain yang hampir selesai akan dipercepat. Seiring dengan revisi rencana belanja, pemerintah Saudi telah berhasil menghemat sekitar 225 miliar riyal, menurut Al Jadaan.

 

BACA JUGA: Keluarga Korban Penculikan Aktivis 98 Kembali Tagih Janji Presiden Jokowi

 

Visi 2030, sebagai inisiatif Putra Mahkota Mohammed bin Salman, bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian Saudi yang terlalu bergantung pada sektor minyak. Meskipun beberapa proyek menghadapi hambatan, pemerintah tetap berkomitmen untuk menarik investasi asing dan merancang proyek-proyek baru, seperti Epicon, pusat hiburan Utamo, Neom Leyja, Qiddiya, Siranna, dan hotel mewah dengan pilar heksagonal.

 

Meskipun proyek-proyek super mewah Arab Saudi menghadapi tantangan serius, pemerintah tetap berusaha menavigasi melalui permasalahan ini dengan strategi yang lebih efisien. Dengan harapan bahwa penundaan ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi, Arab Saudi tetap berada dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih beragam dan berdaya saing.


 

KOMENTAR