Putra Osama bin Laden yang Kepalanya Dihargai US$ 1 Juta Dikabarkan Telah Tewas

Sifi Masdi

Thursday, 01-08-2019 | 12:09 pm

MDN
Hamza bin Laden [ist]

Washington, Inako

Putra Osama bin Laden sekaligus pewaris takhta Al Qaeda, Hamza, yang kepalanya dihargai 1 juta dollar, atau Rp 14 miliar, disebut telah tewas. Kabar itu didapatkan dari tiga sumber pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengutip informasi intelijen tanpa membeberkan detil seperti kapan dan di mana dia dibunuh.

Sementara The New York Times dikutip AFP Rabu (31/7/2019) memberitakan, dua pejabat menyatakan mereka dapat konfirmasi putra Osama bin Laden itu tewas dalam operasi dua tahun terakhir.

"Saya tidak ingin mengomentarinya." Begitulah pernyataan Presiden Donald Trump saat awak media berusaha mengonfirmasinya di Ruang Oval, seperti yang dilaporkan NBC via Sky News.

Pemberitaan New York Times maupun NBC terkait kematian Hamza bin Laden diungkapkan sebelum Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan uang hadiah Rp 14 miliar pada Februari lalu.

Terakhir kali Hamza muncul di hadapan publik adalah lewat media yang dirilis Al Qaeda pada 2018, di mana dia mengancam Arab Saudi dan menyerukan agar rakyat Arab memberontak. Hamza merupakan anak ke-15 dari total 20 anak yang dipunyai Bin Laden.

Dia diyakini berusia 30 tahun dan merupakan "calon pemimpin di Al Qaeda" menurut Kemenlu AS. Ayahnya pindah ke Afghanistan pada 1996 dan mendeklarasikan perang melawan AS. Hamza kemudian pergi bersamanya, dan sejak saat itu tampil dalam video propaganda Al Qaeda.

Sebagai pemimpin kelompok, Bin Laden kemudian menggelar serangkaian operasi yang menyasar negara Barat dengan puncaknya adalah serangan 11 September 2001 (9/11) di World Trade Center dan Pentagon.

Bin Laden terbunuh dalam serangan yang dilangsungkan oleh pasukan elite AS, Navy SEALs, di rumah persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan, 2011 silam.Sering dijuluki sebagai "Putra Mahkota Jihad", dia muncul dalam berbagai rilis video maupun audio berisi seruan agar kematian ayahnya bisa dibalaskan.

Dokumen yang diambil dari rumah ayahnya di Abbottabad ketika penyerbuan 2011 menyebutkan Bin Laden menginginkan Hamza bisa dipersiapkan sebagai penerusnya. Dalam artikel September 2017, mantan agen FBI dan pakar kontra-terorisme Ali Soufan berkata, Hamza memang dipersiapkan menggantikan si ayah di tampuk kepemimpinan.

"Dengan 'kekhalifahan' ISIS yang nampaknya sudah mulai di ujung tanduk, Hamza kini dipandang sebagai sosok yang bisa menyatukannya," papar Soufan saat itu.

Ketika mendampingi ayahnya dalam tragedi 9/11, Hamza bin Laden sudah belajar memegang senjata dan mempunyai pandangan negatif mengenai AS dan sekutunya. Pada 2016, Al Qaeda mempublikasikan pesan berisi seruan Hamza agar ISIS maupun kelompok ekstremis lain di Suriah bersatu dan "membebaskan Palestina".

 

KOMENTAR