Ratusan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen

Inakoran

Tuesday, 16-01-2018 | 20:00 pm

MDN
ILustrasi masa tanah sawah di Aceh [ist]

Lhoksukon, Inako –

Ratusan hektare sawah tadah hujan milik petani di Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, terancam gagal panen karena daerah itu kini masih mengalami musim kemarau.

Menurut Keuchik (kepala desa) Ue Baro, Abdullah TA, sekitar 90 persen dari 300 hektare lebih sawah tadah hujan di Kemukiman Alue Rampah, sudah siap masa tanam, tetapi sudah terancam kekeringan, karena sudah lama belum turun hujan.

“Sekitar 300 hektare lebih sawah tadah hujan di Kemukiman Alue Rampah, sekitar 90 persen sudah siap masa tanam, tetapi sudah terancam kekeringan, karena sudah lama belum turun hujan,” katanya di Lhokseumawe, Senin (15/1/2018).

Apa yang dikatakan Abdullah, dibenarkan oleh Jhon Junaidi, seorang petani Seunubok Baro yang juga Ketua Kelompok Tani Tgk Bate Puteh.

"Ancaman ini bukan baru terjadi, tetapi sudah puluhan tahun. Rata-rata petani kami hanya setahun sekali turun sawah," kata Jhon.

Pihak desa dalam Kemukiman Alue Rampah yang terdiri dari beberapa desa, seperti Cempeudak, Alue Drien, Seunubok Baro, Geulumpang dan Ue Baro rata-rata pernah menyuplai air dari Sungai Peuto ke sawah melalui pompanisasi.

Tetapi, kata mereka, hasilnya tidak maksimal, karena dataran sawah di kawasan tersebut jauh lebih tinggi dari permukaan sungai, di samping jarak ke tempat tampungan air mencapai 1 kilometer lebih.

Dikatakan, produksi gabah di Kemukiman Alue Rampah hampir setiap tahun tidak maksimal, bahkan tidak sedikit petani merugi.

Menurut mereka, tingkat produktivitas pertanian tadah hujan secara umum memang rendah, karena minimnya manajemen air.

Meski demikian, mereka tetap mempertahankan tanaman padi misalnya saja menanam varietas padi yang lebih tahan dengan kondisi sedikit air, dengan harapan ada upaya khusus untuk menangani persoalan ini dari pemerintah setempat.

TAG#Aceh, #Sawah Kering

188605972

KOMENTAR