Rekomendasi Koleksi Saham Pilihan Saat Hadapi Fenomena Sell In May

Sifi Masdi

Friday, 03-05-2024 | 15:29 pm

MDN
Ilustrasi transaksi saham di lantai bursa [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Memasuki bulan Mei 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko melemah karena dibayangi tekanan jual seiring dengan adanya fenomena “Sell in May and Go Away”. Analis pun merekomendasikan beberapa saham potensial seperti  PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN),  PT PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Metroda Electronics Tbk (MTDL), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) hingga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

 

Fenomena ini mengacu pada strategi investor yang mengurangi porsi saham pada bulan Mei, umumnya diramaikan oleh aksi investor asing yang meninggalkan pasar saham untuk pergi berlibur selama musim panas, lalu masuk kembali ke pasar saham pada November.

 

BACA JUGA:  Mengenal Lebih Dalam Investasi di Exchange Traded Funds (ETF)

 

Pada perdagangan Kamis (2/5/2024), IHSG ditutup melemah 1,61% atau 116,77 poin ke level 7.117,42. Namun secara year-to-date (ytd), IHSG telah terkoreksi 2,14%.

 

Reza Fahmi Riawan, Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, mengatakan bahwa tren “Sell in May and go away” tidak selalu berlaku. Dalam 20 tahun terakhir, IHSG lebih sering menguat selama Mei, dengan 11 kali naik dan 9 kali turun.

 

“Namun, dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan IHSG untuk melemah selama Mei mulai terlihat. Oleh karena itu, meskipun IHSG telah melemah secara ytd, tidak dapat dipastikan apakah tren ini akan berlanjut di bulan Mei,” ujar Reza.

 

BACA JUGA:  BEI Hentikan Perdagangan Saham BREN Milik Prajogo Pangestu

 

Menurutnya, beberapa sentimen yang perlu dicermati pada pasar saham yaitu pertumbuhan ekonomi global, kebijakan moneter, dan perdagangan internasional. IHSG juga dipengaruhi sentimen The Fed yang menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5% pada FOMC 1 Mei 2024.

 

 

 

 

Investor juga perlu mengamati kondisi ekonomi domestik seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kebijakan pemerintah. Selain itu, mencermati kinerja emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti laba rugi, pertumbuhan pendapatan, dan proyeksi masa depan.

 

Sejarah Sell in May And Go Away

 

Andrew Loo, Vice President Corporate Finance Institute (CFI), menjelaskan bahwa jika investor mengikuti strategi “Sell in May and Go Away”, mereka menjual saham pada awal Mei, atau selama akhir musim semi, dan hasilnya disimpan dalam bentuk tunai. Kemudian, para investor akan berinvestasi lagi pada November, atau di akhir musim gugur.

 

Istilah tersebut awalnya berasal dari sebuah pepatah kuno di Inggris yang berbunyi: “Sell in May and go away, and come back on St. Leger’s Day” yang mengacu pada arena balap atau pacuan kuda.

 

BACA JUGA: Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan Hari Ini: Jumat, 3 Mei 2024

 

Pepatah tersebut biasa dilontarkan di antara para pedagang, bangsawan, dan bankir di kota London ini sebetulnya merujuk pada kebiasaan mereka yang suka meninggalkan kota selama berbulan-bulan sepanjang musim panas untuk kemudian kembali pada pertengahan September untuk menonton gelaran pacuan kuda, St. Leger’s Day, di arena balap Doncaster, South Yorkshire.

Andrew Loo mengatakan, salah satu alternatif untuk “Sell in May and Go Away” yang direkomendasikan oleh para analis adalah dengan merotasi dan memvariasikan portofolio daripada menjual investasi di bulan Mei.

 

“Alternatif lainnya bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang adalah dengan membeli dan menahan investasi atau tidak menjual investasinya di musim semi, namun tetap mempertahankan investasi tersebut dalam portofolio,” ujar Andrew.

 

Menurutnya, data historis secara umum mendukung pepatah “Sell in May and Go Away” selama bertahun-tahun dan sejak 1945. Indeks S&P 500 telah mencatat kenaikan rata-rata kumulatif enam bulan sebesar 6,7% pada periode antara November hingga April, dibandingkan dengan kenaikan rata-rata sekitar 2% antara Mei dan Oktober.

 

Berikut adalah beberapa rekomendasi saham yang bisa dipertimbangkan dari Henan Putihrai Asset Management saat menghadapi Sell in May:

1. Saham CUAN

  • Trading Buy : Rp6.300
  • Target Price 1 : Rp7.100
  • Target Price 2 : Rp7.450
  • Stop Loss : Rp5.500

 

2. Saham DSNG

  • Trading Buy : Rp 670
  • Target Price 1 : Rp705
  • Target Price 2 : Rp725
  • Stop Loss : Rp635

 

3. Saham MTDL

  • Trading Buy : Rp 565
  • Target Price 1 : Rp 615
  • Target Price 2 : Rp640
  • Stop Loss : Rp 525

 

4. Saham BBRI

  • Buy : Rp4.840-Rp4.860
  • Target Price 1 : Rp5.050
  • Target Price 2 : Rp5.300
  • Stop Loss : Rp4.670

 

5. Saham NCKL

  • Buy : Rp950
  • Target Price 1: Rp970
  • Target Price 2: Rp1.020

 

Dengan mempertimbangkan rekomendasi ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam menghadapi fenomena “Sell in May and Go Away”.

 

KOMENTAR