Rekomendasi Saham Sektor Industri yang Berpotensi Cuan

Sifi Masdi

Wednesday, 03-07-2024 | 12:13 pm

MDN
Ilustrasi pergerakan saham di lantai bursa [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Kinerja manufaktur Indonesia mengalami perlambatan, terlihat dari penurunan Purchasing Manager’s Index (PMI) di bulan Juni 2024 menjadi level 50,7. Penurunan PMI ini layak menjadi perhatian bagi pelaku pasar, lantaran berpotensi memberikan dampak terhadap prospek kinerja maupun saham emiten di sektor  industri dan barang konsumsi.

 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyoroti tiga faktor yang menyebabkan penurunan PMI: pertama, suku bunga acuan yang tertahan di level tinggi; kedua, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat; dan ketiga, pemulihsan ekspor yang masih lambat.

 

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan penurunan PMI dapat menimbulkan kekhawatiran atau dampak psikologis di kalangan investor terkait stabilitas dan pertumbuhan sektor manufaktur. Sektor yang secara langsung terkait manufaktur, seperti industri dan barang konsumsi (primer maupun non-primer) berpotensi terkena imbasnya.

 


 

BACA JUGA: 

Pemerintah Ajukan PMN Sebesar Rp 6,1 Triliun untuk Pembiayaan 4 BUMN dan Bank Tanah

Grup Salim Akuisisi 35% Saham Tol Trans Jawa dari Jasa Marga

Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: 2 Juli 2024

Anomali Harga Saham GOTO: Ada Investor Beli di Harga Rp 431

 


 

Situasi ini dapat menyebabkan investor mencari sektor yang lebih defensif atau yang menunjukkan pertumbuhan lebih stabil. Beruntung sejauh ini performa PMI masih bisa bertahan di atas level 50 atau zona ekspansif.

 

 

 

Audi melihat PMI berpotensi tetap terjaga pada zona ekspansif di semester II-2024, seiring dengan stabilitas nilai tukar rupiah dan prospek pelonggaran kebijakan moneter.

 

Tetapi di sisi lain, Alrich melihat bahwa sektor industri pada semester II-2024 masih potensial. Penopangnya adalah Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Juni 2024 di level 52.50.

 

Sektor industri juga akan ditopang oleh dukungan kebijakan pemerintah seperti Penguatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Alrich melanjutkan, sektor barang konsumsi primer performanya bisa lebih stabil dengan produk yang tetap dibutuhkan masyarakat.

 

Sedangkan konsumsi non-primer rawan menghadapi tekanan saat ekonomi melambat karena masyarakat akan cenderung membatasi konsumsi. Di antara sektor industri dan barang konsumsi, Alrich merekomendasi saham PT Astra International Tbk  (ASII),  PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

 

Selanjutnya Audi menjagokan saham ASII dengan target harga di Rp 5.418. Kemudian, buy saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan target harga di Rp 5.576 per saham.

 

 

KOMENTAR