Respons Provokasi Tiongkok Terhadap Kapal-Kapal Filipina, AS dan Filipina Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan

Binsar

Tuesday, 23-04-2024 | 11:06 am

MDN
Pasukan berpegangan tangan pada upacara pembukaan latihan militer gabungan Balikatan antara pasukan AS dan Filipina di sebuah pangkalan di Manila pada 22 April 2024 [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Filipina dan Amerika Serikat, Senin (22/4) memulai latihan militer di Laut Cina Selatan menyusul aksi profokatif Tiongkok terhadap kapal-kapal Filipina yang melintasi kawasan itu belakangan ini.

 

Melansir Kyodo News, latihan Balikatan tahun ini, diikuti oleh hampir 17.000 tentara Filipina dan Amerika. Ini merupakan latihan paling besar sejak pertama kali digelar tahun 1991, kata Letjen William Jurney, komandan Pasukan Korps Marinir A.S. Pasifik, dan direktur latihan A.S. untuk Balikatan.

 

Australia dan Perancis, yang telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Filipina, akan berpartisipasi dalam berbagai komponen latihan yang akan berlangsung hingga 10 Mei, kata para pejabat militer Amerika Serikat dan Filipina.

 

 

 

Peristiwa ini berlatar belakang insiden bulan lalu saat kapal-kapal Tiongkok menggunakan meriam air terhadap kapal Filipina, yang sedang menjalankan misi pasokan ke kapal angkatan laut yang dilarang terbang di dekat Second Thomas Shoal yang dikuasai Manila. Hal ini mengakibatkan kerusakan parah pada kapal dan cedera pada awak kapal. Aksi agresif tersebut berulang sejak tahun lalu.

 

Militer Filipina mengatakan latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antar negara peserta dalam berbagai operasi pertahanan, termasuk pertahanan siber dan kontraterorisme, serta bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana.

 

Selain latihan maritim di provinsi pulau barat Palawan yang menghadap Laut Cina Selatan, latihan logistik di provinsi pulau paling utara Batanes dan pelatihan untuk melawan pendaratan pasukan musuh di provinsi Ilocos Norte di utara Luzon.

 

Batanes, yang terletak kurang dari 200 kilometer dari Taiwan, diyakini memiliki kepentingan strategis jika terjadi konflik antara Tiongkok dan pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri, yang dianggap Beijing sebagai provinsi pemberontak yang harus disatukan kembali dengan daratan, bahkan dengan kekerasan.

 

 

 

Awal bulan ini, Manila dan Washington mengadakan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadiri para menteri luar negeri, kepala pertahanan, dan penasihat keamanan nasional untuk meningkatkan koordinasi di tengah kekhawatiran yang sama mengenai Tiongkok.

 

Perwakilan dari belasan negara, termasuk Kanada, Jerman, India, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa dari Asia Tenggara, juga akan berpartisipasi di Balikatan sebagai pengamat, menurut para pejabat.

 

Selama latihan 19 hari tersebut, dua kapal patroli penjaga pantai Filipina yang disediakan oleh Jepang akan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam latihan maritim dengan kapal perang AS, Prancis, dan Filipina di perairan Laut Cina Selatan yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusif negara tersebut.

KOMENTAR