Rupiah Kembali Melemah: Balik ke Rp 16.000/US$

Sifi Masdi

Tuesday, 21-05-2024 | 11:40 am

MDN
Rupiah Vs Dolar AS [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Pada perdagangan hari ini, Selasa (21/5/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah, mencapai level Rp16.000. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga mengalami penurunan, sementara dolar AS menunjukkan kekuatan.

 

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah 0,37% atau 59,5 poin ke level Rp16.037 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau naik 0,08% ke posisi 104,64. Mata uang kawasan Asia lainnya juga terpantau melemah terhadap dolar AS. Misalnya, yen Jepang melemah 0,15%, dolar Singapura turun 0,09%, yuan China terkoreksi 0,08%, dolar Hongkong melemah 0,02%, dan dolar Taiwan turun 0,18%.

 

Won Korea juga ambles 0,80%, peso Filipina melemah 0,48%, ringgit Malaysia turun 0,18%, serta baht Thailand terkoreksi 0,37%. Hanya rupee India yang naik 0,19% terhadap dolar AS pagi ini.

 


 

BACA JUGA: 

Grup Salim Perpanjang Masa Penawaran Tender Saham META

Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini: Selasa, 21 Mei 2024

Saham Termahal dari Grup Sinar Mas Lakukan Stock Split 1:10

Resmi Bergabung dengan Gerindra, Bobby Langsung Daftar Calon Gubernur Sumut

 


 

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.960-Rp16.030 per dolar AS.

 

 

 

Data minggu lalu menunjukkan harga konsumen AS untuk bulan April menurun, menyebabkan pasar memperkirakan 50 basis poin (bps), atau setidaknya dua kali penurunan suku bunga tahun ini. Namun, berbagai pejabat Fed telah memberikan peringatan tentang kapan suku bunga mungkin turun.

 

Ibrahim menjelaskan bahwa fokus pasar saat ini adalah pada laporan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei. Pasar juga akan fokus pada risalah pertemuan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu (22/5). PMI awal untuk zona euro, Jerman, Inggris, dan AS juga akan dirilis minggu ini, bersama dengan daftar pembicara Fed yang lengkap.

 

Di sisi lain, ekonom memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia akan melebar pada kuartal I/2024. Kondisi ini berpeluang terjadi seiring dengan surplus neraca perdagangan yang menyusut. Neraca transaksi berjalan Indonesia akan mencatatkan defisit -0,40% dari PDB pada kuartal I/2024, yang mana pada kuartal I/2023 mengalami surplus sebesar 0,90% dari PDB.

 

Hal ini juga menunjukkan pelebaran dari defisit -0,38% dari PDB pada kuartal IV/2023. Pelebaran defisit transaksi berjalan tersebut terutama dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan yang menurun dari US$12,11 miliar pada Januari-Maret 2023 menjadi US$7,41 miliar pada Januari-Maret 2024.

 

 

 

KOMENTAR