Rupiah Melemah Tipis: Berada di Posisi Rp 15.961/US$

Sifi Masdi

Monday, 20-05-2024 | 11:48 am

MDN
Rupiah Vs Dolar AS [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Pada awal pekan ini, Senin (20/5/2024), mata uang Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.961 per dolar AS. Menurut data Bloomberg, Rupiah mengawali perdagangan dengan turun 0,04% atau 6 poin ke level Rp15.961. Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,06% ke posisi 104,385.

 

Mata uang di kawasan Asia bergerak beragam terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,14%, dolar Singapura melemah 0,04%, won Korea turun 0,17%, peso Filipina melemah 0,23%, dan yuan China turun 0,07%. Di sisi lain, beberapa mata uang mengalami penguatan, yaitu baht Thailand sebesar 0,02%, ringgit Malaysia naik 0,02%, dan rupee India naik 0,19%.

 

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pada penutupan perdagangan hari ini, Rupiah akan menguat di rentang Rp15.900-Rp15.990 per dolar AS.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan Pekan Ini 

Mantan CEO Twitter Prediksi Harga Bitcoin Tembus Rp 16 Miliar 

OJK Catat Piutang Perusahaan Pay Later Tumbuh Rp 6,13 Triliun

Meski Menang Atas Tyson Fury, Oleksandr Usyk Tetap Kehilangan Gelar Tak Terbantahkan

 


 

Menurut Ibrahim, penguatan dolar terjadi setelah beberapa pejabat Federal Reserve mengatakan mereka memerlukan lebih banyak keyakinan jika inflasi akan turun.

 

Hal ini membuat para trader mengurangi taruhannya pada penurunan suku bunga di bulan September menurut CME Feedwatch Tools. Namun, dolar diperkirakan akan melemah sekitar 0,7% minggu ini, menyusul data indeks harga konsumen yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan April.

 

 

 

Dari dalam negeri, sentimen datang dari ekspor RI yang terus berada dalam tren melambat dalam beberapa tahun terakhir. Di bulan April 2024 misalnya, ekspor turun 12,97% secara bulanan ke US$19,62 miliar. Perlambatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan penurunan harga komoditas.

 

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Ibrahim menyarankan pemerintah untuk mencari mitra bisnis baru, terutama di Asia, khususnya Asia Tenggara dan Timur Tengah. Menurutnya, wilayah ini masih memiliki prospek pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan negara maju seperti Eropa, Amerika Serikat, dan China.

 

Dengan demikian, meski Rupiah dibuka melemah, ada peluang untuk menguat pada penutupan perdagangan. Namun, pergerakan Rupiah tetap perlu dipantau mengingat berbagai sentimen dan dinamika yang ada.

 

KOMENTAR