Rusia Terisolasi setelah Serangan Balasan atas wilayah Ukraina yang Dianeksasi
KYIV, INAKORAN
Rusia bahkan lebih terisolasi secara diplomatik Sabtu (1 Oktober) setelah Presiden Vladimir Putin mencaplok empat wilayah Ukraina , dengan Kyiv mengutuk langkah itu dan bersumpah untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Putin menggelar upacara akbar di Kremlin pada hari Jumat untuk merayakan pencaplokan itu, beberapa jam setelah penembakan menewaskan 30 orang di wilayah selatan Ukraina, Zaporizhzhia.
"Saya ingin mengatakan ini kepada rezim Kyiv dan penguasanya di Barat: Orang-orang yang tinggal di Lugansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menjadi warga negara kita selamanya," kata Putin.
Washington mengumumkan sanksi baru "berat" terhadap pejabat Rusia dan industri pertahanan, dan mengatakan sekutu G7 mendukung pengenaan "biaya" pada negara mana pun yang mendukung pencaplokan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy segera mendesak aliansi militer pimpinan AS NATO untuk memberikan negaranya keanggotaan jalur cepat.
Dia juga bersumpah tidak akan pernah mengadakan pembicaraan dengan Rusia selama Putin berkuasa.
Presiden AS Joe Biden mengutuk upacara Jumat di Moskow sebagai "rutinitas palsu" dan berjanji untuk terus mendukung Kyiv.
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengecam pencaplokan itu sebagai "ilegal dan tidak sah" tetapi tetap tidak berkomitmen setelah Ukraina mengatakan pihaknya melamar untuk bergabung dengan aliansi Barat.
Amerika Serikat dan Kanada menyuarakan dukungan untuk keanggotaan Ukraina tetapi menghindari janji untuk mempercepatnya.
Turki pada hari Sabtu mengatakan pencaplokan Rusia adalah "pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip hukum internasional yang mapan".
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Jumat bahwa Washington akan mengumumkan pengiriman senjata baru "segera" untuk Kyiv minggu depan.
Sullivan juga mengatakan bahwa meskipun ada "risiko" Putin menggunakan senjata nuklir, tidak ada indikasi bahwa dia akan segera melakukannya.
Beberapa jam sebelum upacara pencaplokan, serangan di Zaporizhzhia di selatan menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai puluhan orang saat warga sipil bersiap untuk pergi menjemput kerabat, kata pejabat Ukraina.
Mayat dengan pakaian sipil berserakan di tanah setelah serangan dan jendela mobil meledak.
Pada hari Sabtu, badan nuklir Ukraina mengatakan "patroli Rusia" menahan direktur jenderal pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Moskow.
Sumber: AFP
KOMENTAR