Shutdown Pemerintahan AS Mulai Ancam Sektor Penerbangan

Sifi Masdi

Sunday, 13-01-2019 | 22:12 pm

MDN
Presiden AS Donald Trump [ist]

Washington, Inako

Penghentian sebagian atau shutdown yang dilakukan pemerintahan Amerika Serikat mulai berdampak pada sistem penerbangan negara itu.

Petugas pemindai, petugas air-traffic controllers dan petugas keamanan bandara mulai menjerit karena tak digaji oleh pemerintah Amerika Serikat.

Dikutip dari AP, Sabtu, 12 Januari 2019, Bandara Internasional Miami, Amerika Serikat menjadi contoh nyata dampak shutdown atau penghentian sementara pemerintah. Di Bandara ini, banyak pegawai pemindai yang memilih bolos dari pada kerja tak digaji.

Serikat pekerja air-traffic controllers yang juga kerja tak digaji selama masa shutdown, mulai menggugat pemerintah atas tuduhan telah secara ilegal menolak membayar pegawai. Hari kerja tanpa gaji para pegawai ini sudah memasuki hari ke 22.

Sedangkan petugas pengecek keamanan bandara membolos karena menilai tak terlalu penting untuk tetap bekerja selama pemerintahan shutdown.

Menurut Badan Administrasi Transportasi Amerika Serikat atau TSA, sekitar 5,1 persen petugas pemindai membolos pada Kamis, 10 Januari 2019. Jumlah itu naik dibanding periode sama pada tahun lalu yang tercatat sebanyak 3,3 persen.

TSA menyebut ada 51 ribu petugas keamanan transportasi yang masih tetap bekerja karena mereka memegang posisi kunci.

Petugas pemindai bandara ini hanya mewakili 6 persen dari jumlah pegawai negeri atau PNS di Amerika Serikat yang tak mendapat gaji pada Jumat, 11 Januari 2019 lalu karena shutdown. Para pelaku industri penerbangan di Amerika Serikat mulai ketar-ketir dengan kondisi ini.

Mereka khawatir aktivitas bandara benar-benar berhenti karena pegawai dengan gaji rendah akan menjadi pihak yang paling terpukul akibat shutdown sebab tidak ada pemasukan. Gaji para petugas pemindai sekitar US$ 24 ribu sampai US$26 ribu per tahun atau Rp 366 juta per tahun.



 

KOMENTAR